Makassar (ANTARA News) - Pengurus olahraga Sulawesi Selatan meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel lebih transparan dalam hal penggunaan anggaran Pekan Olahraga Nasional (PON).
Ketua Harian Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sulsel Abdul Muin di Makassar, Rabu, mengatakan, dengan adanya keterbukaan akan membuat atlet dan pelatih setiap cabang dapat lebih fokus menghadapi PON 2012.
"Saya tidak tahu pasti kejadian adanya protes terkait pengurangan uang saku atau konsumsi atlet seperti yang diberitakan media. Makanya kita ingin pihak terkait lebih transparan agar hal itu tidak terjadi," ujarnya.
Mantan Sekretaris Umum KONI Sulsel tersebut menjelaskan, pada saat pelaksanaan PON semakin dekat maka seharusnya atlet bisa terhindar dari persoalan non teknis. Sebab, kondisi tersebut justru berpotensi mempengaruhi mental atlet di PON.
"Atlet yang akan tampil di PON itu ibarat mau berperang sehingga konsentrasinya tidak bisa terganggu dengan persoalan non teknis. Artinya atlet hanya fokus mempersiapkan diri agar bisa tampil maksimal," katanya.
Selain menyangkut transparansi anggaran, sejumlah pengurus cabang juga mendukung pembentukan tim pemantau anggaran PON.
Sekretaris Umum Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI) Sulsel Natsir mengatakan, keberadaan tim
pemantau anggaran PON diharapkan dapat menghindarkan dari terjadinya dugaan penyelewengan anggaran.
Menurut dia, dugaan penyelewengan anggaran PON memang cukup berpotensi terjadi sehingga sepatutnya diantisipasi.
"Kita tentu mendukung karena tujuannya memang baik. Saya kira atlet ataupun para pelatih juga akan lebih fokus menghadapi pertandingan jika segala sesuatunya dapat berjalan normal," ucapnya. (T.KR-DF/F003)
Ketua Harian Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sulsel Abdul Muin di Makassar, Rabu, mengatakan, dengan adanya keterbukaan akan membuat atlet dan pelatih setiap cabang dapat lebih fokus menghadapi PON 2012.
"Saya tidak tahu pasti kejadian adanya protes terkait pengurangan uang saku atau konsumsi atlet seperti yang diberitakan media. Makanya kita ingin pihak terkait lebih transparan agar hal itu tidak terjadi," ujarnya.
Mantan Sekretaris Umum KONI Sulsel tersebut menjelaskan, pada saat pelaksanaan PON semakin dekat maka seharusnya atlet bisa terhindar dari persoalan non teknis. Sebab, kondisi tersebut justru berpotensi mempengaruhi mental atlet di PON.
"Atlet yang akan tampil di PON itu ibarat mau berperang sehingga konsentrasinya tidak bisa terganggu dengan persoalan non teknis. Artinya atlet hanya fokus mempersiapkan diri agar bisa tampil maksimal," katanya.
Selain menyangkut transparansi anggaran, sejumlah pengurus cabang juga mendukung pembentukan tim pemantau anggaran PON.
Sekretaris Umum Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI) Sulsel Natsir mengatakan, keberadaan tim
pemantau anggaran PON diharapkan dapat menghindarkan dari terjadinya dugaan penyelewengan anggaran.
Menurut dia, dugaan penyelewengan anggaran PON memang cukup berpotensi terjadi sehingga sepatutnya diantisipasi.
"Kita tentu mendukung karena tujuannya memang baik. Saya kira atlet ataupun para pelatih juga akan lebih fokus menghadapi pertandingan jika segala sesuatunya dapat berjalan normal," ucapnya. (T.KR-DF/F003)