Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan telah menjangkau seluruh wilayah terpencil di Sulsel untuk melakukan imunisasi anak pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sulsel dr Erwan Tri Sulistyo mengemukakan bahwa wilayah terpencil telah dijangkau, hanya saja diakui bahwa belum semua anak-anak wajib imunisasi telah dijangkau.
"Memang belum semua telah divaksin di daerah terpencil, tapi koordinasi dengan puskesmas, tentu kami mengusahakan semua bisa divaksin," ujarnya, di Makassar, Jumat.
Dia menyebutkan, seperti sejumlah wilayah terpencil di Kabupaten Luwu Timur telah disasar oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Daerah Luwu Timur seperti Seko cakupan BIAN 70 persen, Rampi 61,3 persen, dan Limbong 74,01 persen.
"Kami tidak ada data khusus wilayah terpencil, tapi kami yakin bahwa pihak puskesmas telah menjangkau daerah tersebut, karena ada grup koordinasi dari kabupaten yang dihadiri para kepala puskesmas," kata dia.
Terkait SDM atau vaksinator imunisasi, dr Erwan mengaku vaksinator tidak menjadi kendala berarti dalam melaksanakan BIAN 2022.
"Kami juga telah berikan apresiasi bagi tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi di wilayah sulit. Kami harus banyak berterima kasih kepada mereka, karena setelah 2 tahun menangani vaksin COVID-19, kini ditambah BIAN," ujar dia lagi.
Pelaksanaan BIAN dimulai sejak Mei 2022 hingga saat ini, hanya saja belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Secara nasional, Sulsel saat ini berada di urutan ke-2 cakupan tertinggi untuk imunisasi campak rubela setelah Provinsi Lampung.
Keberhasilan ini tentunya merupakan kerja keras dan kerja cerdas kabupaten/kota dalam upaya memberikan hak imunisasi anak-anak kita.
Saat ini, kabupaten yang telah mencapai target cakupan 95 persen imunisasi tambahan campak rubela adalah Kabupaten Pinrang (99,39 persen) disusul Barru (98 persen), dan Luwu (97,33 persen).
Sedangkan kabupaten yang akan menyusul mencapai target 95 persen adalah Kabupaten Soppeng (83,09 persen) dan Kabupaten Sidenreng Rappang (80,26 persen). Adapun kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kota Makassar (52,79 persen), selanjutnya Kabupaten Enrekang (59,03 persen).
Untuk mencapai target 95 persen cakupan di akhir masa perpanjangan BIAN, maka Provinsi Sulsel harus mampu mengejar target harian sebanyak 24.295 anak yang diimunisasi campak-rubela setiap harinya.
Oleh karena itu diperlukan strategi tersendiri dalam mengakselerasi pelayanan BIAN dan cakupan harian imunisasi campak rubela sesuai target tersebut.
Diharapkan pada perpanjangan BIAN yang ke-2 ini (sampai 13 September 2022), setiap kabupaten kota melalui dukungan pemerintah daerah dan stakeholders dapat mencapai target 95 persen cakupan BIAN khususnya imunisasi tambahan campak rubela, sehingga Sulsel dapat menjadi urutan pertama cakupan tertinggi di nasional.
Berita ini telah juga tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Sulsel imunisasi anak menjangkau wilayah terpencil
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sulsel dr Erwan Tri Sulistyo mengemukakan bahwa wilayah terpencil telah dijangkau, hanya saja diakui bahwa belum semua anak-anak wajib imunisasi telah dijangkau.
"Memang belum semua telah divaksin di daerah terpencil, tapi koordinasi dengan puskesmas, tentu kami mengusahakan semua bisa divaksin," ujarnya, di Makassar, Jumat.
Dia menyebutkan, seperti sejumlah wilayah terpencil di Kabupaten Luwu Timur telah disasar oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Daerah Luwu Timur seperti Seko cakupan BIAN 70 persen, Rampi 61,3 persen, dan Limbong 74,01 persen.
"Kami tidak ada data khusus wilayah terpencil, tapi kami yakin bahwa pihak puskesmas telah menjangkau daerah tersebut, karena ada grup koordinasi dari kabupaten yang dihadiri para kepala puskesmas," kata dia.
Terkait SDM atau vaksinator imunisasi, dr Erwan mengaku vaksinator tidak menjadi kendala berarti dalam melaksanakan BIAN 2022.
"Kami juga telah berikan apresiasi bagi tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi di wilayah sulit. Kami harus banyak berterima kasih kepada mereka, karena setelah 2 tahun menangani vaksin COVID-19, kini ditambah BIAN," ujar dia lagi.
Pelaksanaan BIAN dimulai sejak Mei 2022 hingga saat ini, hanya saja belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Secara nasional, Sulsel saat ini berada di urutan ke-2 cakupan tertinggi untuk imunisasi campak rubela setelah Provinsi Lampung.
Keberhasilan ini tentunya merupakan kerja keras dan kerja cerdas kabupaten/kota dalam upaya memberikan hak imunisasi anak-anak kita.
Saat ini, kabupaten yang telah mencapai target cakupan 95 persen imunisasi tambahan campak rubela adalah Kabupaten Pinrang (99,39 persen) disusul Barru (98 persen), dan Luwu (97,33 persen).
Sedangkan kabupaten yang akan menyusul mencapai target 95 persen adalah Kabupaten Soppeng (83,09 persen) dan Kabupaten Sidenreng Rappang (80,26 persen). Adapun kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kota Makassar (52,79 persen), selanjutnya Kabupaten Enrekang (59,03 persen).
Untuk mencapai target 95 persen cakupan di akhir masa perpanjangan BIAN, maka Provinsi Sulsel harus mampu mengejar target harian sebanyak 24.295 anak yang diimunisasi campak-rubela setiap harinya.
Oleh karena itu diperlukan strategi tersendiri dalam mengakselerasi pelayanan BIAN dan cakupan harian imunisasi campak rubela sesuai target tersebut.
Diharapkan pada perpanjangan BIAN yang ke-2 ini (sampai 13 September 2022), setiap kabupaten kota melalui dukungan pemerintah daerah dan stakeholders dapat mencapai target 95 persen cakupan BIAN khususnya imunisasi tambahan campak rubela, sehingga Sulsel dapat menjadi urutan pertama cakupan tertinggi di nasional.
Berita ini telah juga tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Sulsel imunisasi anak menjangkau wilayah terpencil