Mamuju (ANTARA) - Karantina Pertanian Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, mengambil sampel bahan makanan kru kapal asal China yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Bakau, Kabupaten Pasangkayu.
Murdiana selaku Dokter Hewan Karantina Pertanian Mamuju, Jumat mengatakan, pengawasan terhadap kapal asal China yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Bakau Pasangkayu, dengan target mencegah masuk dan tersebarnya "African Swene Fever/ASF" melalui media pembawa daging babi.
Ia mengatakan bahwa sekitar 80 kilogram daging babi berada di atas kapal sebagai bahan konsumsi kru kapal selama bersandar di pelabuhan.
"Meski daging babi tersebut tidak turun dari kapal, tapi kami harus memastikan daging tersebut terbebas dari penyakit dan mengedukasi kru kapal untuk tidak membuang limbah makanan tersebut di laut yang berisiko membawa penyakit," ujar Murdiana.
Ia menyampaikan, pejabat Karantina Pertanian Mamuju mengambil sampel sebanyak 500 gram daging babi yang selanjutnya dikirim ke Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP) untuk memastikan daging tersebut tidak terpapar penyakit ASF.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono mengatakan, kapal yang diawasi tersebut mengangkut ribuan ton turunan sawit yang akan diekspor ke China.
"Kami tidak ingin kecolongan, semua media pembawa komoditas pertanian yang berada di atas kapal harus dipastikan terbebas dari hama penyakit meski hanya bersandar di pelabuhan terlebih kapal ini telah berlayar dari luar negeri," tegas Agus Karyono.
Disebutkan, Virus demam babi Afrika atau "African Swine Fever/ASF" adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Virus ini sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.
Selain itu, virus demam babi Afrika dinilai tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat dan bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis).
Murdiana selaku Dokter Hewan Karantina Pertanian Mamuju, Jumat mengatakan, pengawasan terhadap kapal asal China yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Bakau Pasangkayu, dengan target mencegah masuk dan tersebarnya "African Swene Fever/ASF" melalui media pembawa daging babi.
Ia mengatakan bahwa sekitar 80 kilogram daging babi berada di atas kapal sebagai bahan konsumsi kru kapal selama bersandar di pelabuhan.
"Meski daging babi tersebut tidak turun dari kapal, tapi kami harus memastikan daging tersebut terbebas dari penyakit dan mengedukasi kru kapal untuk tidak membuang limbah makanan tersebut di laut yang berisiko membawa penyakit," ujar Murdiana.
Ia menyampaikan, pejabat Karantina Pertanian Mamuju mengambil sampel sebanyak 500 gram daging babi yang selanjutnya dikirim ke Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP) untuk memastikan daging tersebut tidak terpapar penyakit ASF.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono mengatakan, kapal yang diawasi tersebut mengangkut ribuan ton turunan sawit yang akan diekspor ke China.
"Kami tidak ingin kecolongan, semua media pembawa komoditas pertanian yang berada di atas kapal harus dipastikan terbebas dari hama penyakit meski hanya bersandar di pelabuhan terlebih kapal ini telah berlayar dari luar negeri," tegas Agus Karyono.
Disebutkan, Virus demam babi Afrika atau "African Swine Fever/ASF" adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Virus ini sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.
Selain itu, virus demam babi Afrika dinilai tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat dan bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis).