Ambon (ANTARA News) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menegaskan, laju deforestasi hutan di Indonesia mampu ditekan dari 2,5 juta hektare per tahun menjadi kurang dari 500 ribu hektare per tahun.

"Laju deforestasi hutan di Indonesia baik pada kawasan hutan konservasi, hutan lindung, hutan produksi, maupun kawasan produksi terbatas mengalami penurunan signifikan yakni menjadi 500 ribu hektare dari sebelumnya 2,5 juta hektare," kata Menhut Zulkifli Hasan dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Kehutanan Maluku pada puncak peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2012 di Ambon, Rabu.

Keberhasilan tersebut, menurut Menhut tidak terlepas dari keseriusan dan kesadaran bersama semua komponen bangsa untuk mengembalikan fungsi hutan yang rusak, menekan laju degradasi hutan dan deforestasi melalui program rehabilitasi hutan dan lahan, penanaman satu miliar pohon untuk dunia, pembangunan hutan tanaman rakyat, hutan rakyat, hutan kemasyarakatan serta hutan desa, di samping penegakan hukum serta standar verifikasi legalitas kayu.

Kendati tingkat kerusakan hutan terus menurun dari tahun ke tahun, namun Menhut masih merasa prihatin karena masih terdapat kawasan hutan di provinsi tertentu yang belum direhabilitasi maupun reforestasi.

Menhut menegaskan, di tahun mendatang sasaran program satu miliar pohon akan diprioritaskan pada kawasan hutan konservasi, lindung dan hutan produksi, sedangkan di luar kawasan hutan penanaman diprioritaskan pada wilayah pedesaan, pengembangan hutan rakyat dan wilayah perkotaan.

"Khusus wilayah perkotaan diarahkan untuk penghijauan lingkungan dan pengembangan hutan kota. pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) sangat strategis dihubungkan dengan konsep pembangunan kota yang memenuhi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan," katanya.

Idealnya, menurut Menhut, RTH wilayah perkotaan minimal 30 persen dari luas kabupaten/kota yang menjadi bagian dari ruang terbuka hijau, karena pengembangannya sangat penting guna menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem wilayah perkotaan.

Menhut mengakui, pengamatannya selama 10 tahun terakhir membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan kota terus meningkat. Keberadaan hutan di tengah-tengah masyarakat perkotaan sangat dirasakan, utamanya masyarakat urban di kota besar.

"Hal ini ditandai dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah kabupaten/kota membangun dan mengembangkan hutan kota pada ruang terbuka hijau. Atas upaya ini sekali lagi saya sampaikan apresiasi yang tinggi kepada Gubernur maupun Wali Kota dan Bupati yang telah memberikan dukungan untuk pengembangan hutan kota," tandasnya.

    
Budaya masyarakat


Menhut juga mengakui, minat masyarakat untuk menanam pohon sangat tinggi dan telah membudaya, sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa, sekaligus mendukung cita-cita bersama mewujudkan "Indonesia hijau".

Tingginya budaya menanam pohon di masyarakat, dilandasi kesadaran akan pentingnya hutan sebagai penyangga kehidupan sekaligus menyediakan hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu, kebutuhan pangan, ketersediaan air bersih, sumber energi dan jasa lingkungan lainnya, termasuk menghasilkan oksigen, lokasi rekreasi dan konservasi keaneka ragaman hayati.

Menhut juga menegaskan, secara nasional capaian realisasi gerakan menanam pohon selama tiga tahun terakhir telah melebihi target minimal satu miliar pohon, di mana pada tahun 2010 tertanam sebanyak 1,3 miliar pohon atau sebesar 130 persen, tahun 2011 1,5 miliar pohon (150 persen).

Hingga akhir Oktober 2012 realisasi penanaman telah mencapai 732 juta pohon atau sebesar 70 persen.

"Dengan tingkat pencapaian ini dan dilakukan pada musim yang tepat serta mendapat dukungan penuh Gubernur, Wali Kota/Bupati serta tingginya animo masyarakat maka target penanaman satu miliar pohon pada musim penghijauan akan tercapai dan melebihi target," katanya.

Ditambahkannya, guna menunjang gerakan menanam massal, Kementerian Kehutanan juga telah memberikan fasilitas pengembangan kebun bibit rakyat (KBR) dan persemaian permanen di seluruh kabupaten/kota di Maluku, guna menjamin ketersediaan kebutuhan bibit tanaman dan pohon yang berkualitas dalam jumlah besar.

Puncak HMPI dan BMN 2012 di Maluku dipusatkan pada SMA Unggulan Siwalima, di Negeri Waiheru, dengan menanam 500 anakan pohon buah-buahan dan kayu-kayuan pada areal seluas dua hektare.
(T.KR-JA/N002)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024