Makassar (ANTARA) - PT PLN melalui Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Watampone berkolaborasi dengan kelompok tani menerapkan program listrik bagi sektor pertanian atau Electrifying Agriculture (EA) di 27 desa di Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Moch Andy Adchaminoerdin menjelaskan bahwa saat ini PLN tengah gencar untuk menyasar kebutuhan pelanggan di bidang pertanian.

"Di samping peningkatan penjualan listrik dan efisiensi petani yang didapatkan cukup besar, PLN ingin turut mengambil peran dalam peningkatan ekonomi masyarakat," ungkap Andy melalui keterangannya di Makassar, Sulsel, Rabu.

PLN terus menggenjot program EA dengan meningkatkan layanan untuk kebutuhan listrik petani khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Khususnya di Kabupaten Bone, lantaran potensi pertanian di daerah tersebut yang masif.

Guna memenuhi kebutuhan listrik petani di Kabupaten Bone dan Wajo, PLN menyediakan 29 unit Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) dan 102 kWh meter tersebar di kabupaten Bone dengan total daya terpasang sebesar 380,2 kVA.

Di samping itu, total penjualan listrik dari sektor pertanian di 17 Desa Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo tersebut mencapai 136.040,4 kWh sampai dengan Oktober 2022.

"PLN optimis keberadaan listrik mampu meningkatkan produktivitas petani, kami berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan serta keandalan pasokan listrik sehingga pelanggan dapat menjalankan usahanya dengan nyaman dan berimplikasi pada peningkatan ekonomi," ujar Andy.

Sementara Wakil Bupati Bone Ambo Dalle menyampaikan terima kasihnya atas perhatian PLN yang turut membantu petani agar bisa meningkatkan pendapatannya.

"Terus terang dulunya biaya produksi pertanian tinggi, sekarang dengan adanya pasokan listrik untuk pompa petani, produksi dapat berkesinambungan serta dapat memangkas biaya produksi sehingga penghasilan bertambah," kata dia.

Ia mengisahkan bahwa sebelumnya, petani kesulitan untuk bekerja karena harus mengantre dulu untuk mendapatkan BBM.

"Sekarang kita patut berbangga selain lebih murah menggunakan listrik PLN, energi yang digunakan juga lebih hijau, semoga ke depannya produksi dan penghasilan petani dapat meningkat," kata Ambo.

Hal senada juga disampaikan seorang petani di Dusun Barang, Kelurahan Maccope Andi Sopianto menuturkan awalnya ia menggunakan diesel untuk penggerak pompa.

"Namun setelah PLN berkunjung ke tempat saya dan menawarkan program listrik pertanian saya sangat tertarik dan sangat membantu kami para petani di Kelurahan Maccope," ujar Sopianto.

Alhasil, dari biaya produksi dapat menghemat sekitar 40 persen, keuntungan yang didapat saat menggunakan listrik pun juga sangat banyak dan membantu.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024