Makassar (ANTARA) - Nama Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Bagian Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan dicatut oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dengan motif meminta dana ke pesantren.

Kakanwil Kemenag Sulsel Khaeroni di Makassar, Rabu, mengatakan oknum penipu mencatut namanya untuk meminta dana ke Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Maros. 

"Kyai Kondang di Sulsel ini dihubungi seseorang yang mengaku Kakanwil Kemenag Sulsel dan ujung-ujungnya meminta sejumlah uang," kata Khaeroni.

Indikasi penipuan mengatasnamakan Kakanwil Kemenag Sulsel itu berawal dari kolega yang juga sahabat dari Khaeroni menjadi salah satu orang yang dihubungi pelaku, dia adalah Pimpinan Pondok Pesantren di Tompobulu Maros.

Khaeroni menceritakan bahwa koleganya merasa ada kejanggalan dari oknum yang mengaku Kakanwil tersebut, disebabkan nomor handphone yang digunakan tidak dikenal, dan suaranya juga sangat berbeda.

Sang Kyai yang enggan disebutkan namanya tersebut, kemudian menghubungi langsung Kakanwil Kemenag Sulsel untuk mengkonfirmasi dan memastikan perihal pengakuan dari oknum tersebut.

Merespon kejadian yang menimpa sejumlah sahabat dan koleganya tersebut, Khaeroni meminta informasi ini disebarluaskan kepada khalayak/publik, khususnya di jajaran Kementerian Agama Sulsel dan kolega serta mitranya, untuk menghindari ada korban penipuan.

“Saya tegaskan di sini, bila ada yang mendapati kejadian serupa, itu penipuan yang mencatut nama Kakanwil dan pejabat dari Kanwil Kemenag Sulsel. Itu sama sekali bukan dari saya, tidak usah diladeni, kalau perlu laporkan ke pihak berwajib, sebab ini bisa merusak citra pribadi dan institusi Kemenag Sulsel,” kata Khaeroni menegaskan.

Beberapa hari sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi dan mengatasnamakan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulsel H Ali Yafid dengan motif meminta sejumlah dana.

“Dengan rentetan kejadian ini, kita semua patut waspada dan mawas diri, jangan sampai lalai dan cepat percaya," kata dia.

Maka dari itu, Ali Yafid mengemukakan pentingnya tabayyun atau konfirmasi bilamana menemukan kejanggalan, terlebih di era keterbukaan informasi saat ini.

"Ada saja oknum yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan hal tersebut, melakukan perilaku menyimpang dengan cara mencatut dan menipu,” katanya.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024