Makassar (Antara News) - Pelaku pelemparan bom molotov di Gereja Kristen Indonesia (GKI) jalan Samiun nomor 17 Makassar, Sulawesi Selatan terekam kamera pengintai atau CCTV saat melakukan aksinya, pada Kamis dini hari.

"Waktu itu sangat sepi, tiba-tiba pintu kaca jendela pecah dan ada api, ada dua orang, satu melempar botol ke arah gereja berada di depan pintu pagar, satunya lagi di atas motor bersiap-siap. Tapi mereka terekam CCTV," kata Yohanes satpam di gereja tersebut, Kamis.

Ia menyatakan hanya mendengar suara motor dan mendengar suara kaca pecah sekitar antara pukul 03:00 WITA - 04:00 WITA di dalam gereja.

Kemudian saat didekati, kata dia, ternyata bom molotov dan sudah terbakar masuk ke dalam gereja melalui kaca jendela samping pintu utama gereja dan membakar lantai. Pihaknya kemudian memadamkan api dibantu beberapa orang kemudian melaporkan hal itu ke pihak kepolisian terdekat.

Polisi kemudian tiba di lokasi dan langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara termasuk mengambil rekaman CCTV tersebut.

"Dari CCTV terlihat dua orang berboncengan, mengunakan helm tertutup dan mukanya tidak jelas, kejadiannya berlangsung cepat, melempar bom molotov kemudian pergi," tuturnya.

Kepala Polisi Resot Kota Besar (Kapoltabes) Makassar Komisaris Besar Wisnu Sandjaja saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. "Serangan bom molotov itu sekitar pukul 04:00 Wita," katanya.

Kendati kasus serupa yang terjadi pada 10 Februari 2013 di Gereja Toraja Tiatiara, Kecamatan Tamalate, dan Gereja Toraja Mamasa Jemaat Jordan, Kecamatan Panakkukang, kemungkinan akan sulit dilakukan penyelidikan, namun dengan adanya rekam CCTV tersebut bisa dijadikan petunjuk awal.

Pelemparan bom molotov terakhir di Gereja Kristen Indonesia (GKI) jalan Samiun nomor 17 Makassar hampir bersamaan terjadi di Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Panakukang di jalan Pettarani II nomor 3 menjadi awal penyelidikan untuk menangkap pelaku.

"Tunggu saja, semoga penyelidikan ini ada petunjuk, tim sudah mendapatkan petujuk awal," ucapnya.

Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi pada Minggu 10 Februari 2013 di Gereja Toraja Tiatiara, Kecamatan Tamalate, dan Gereja Toraja Mamasa Jemaat Jordan, Kecamatan Panakkukang, modusnya serupa.

Wisnu menyatakan, para pelaku diduga menggunakan sepeda motor kemudian melempar bom molotov kearah gereja yang menjadi sasaran pelemparan, kemudian bergegas pergi meninggalkan lokasi.

Dia menegaskan, rentetan kasus teror bom molotov itu tidak ada kaitan dengan Pilkada Pemilihan Gubernur Sulsel 22 Januari 2013.

"Sejauh ini, belum ditemukan keterkaitan dan masih berkesimpulan ini tindak pidana murni. Kami tangkap dulu pelakunya, baru bisa diungkap apa motif penyerangan itu," tandasnya. (Editor : Zita Meirina)

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024