Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusulkan penggunaan teknologi modifikasi cuaca guna mengurangi risiko cuaca ekstrem di wilayahnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo di Makassar, Kamis, mengatakan bahwa BPBD segera menyampaikan surat ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengajukan permohonan penggunaan teknologi modifikasi cuaca.

Menurut dia, hal itu dilakukan sesuai dengan arahan dari Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengenai penggunaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna menekan risiko cuaca ekstrem.

"Kemarin sudah melakukan koordinasi lewat telepon. Sementara proses persuratan menyusul, baru mau ditandatangani Pak Gubernur. Inikan yang mengurus BNPB," katanya.

Amson mengatakan bahwa Gubernur mengarahkan penggunaan teknologi modifikasi cuaca di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya.

Dia mengutip informasi dari BMKG yang menyebutkan bahwa kondisi cuaca ekstrem berpotensi terjadi di wilayah Makassar dari 3 sampai 9 Januari 2023.

"Jadi, kita antisipasi itu," katanya.

Selain mengupayakan penggunaan TMC, Amson mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota untuk melaksanakan mitigasi kondisi cuaca ekstrem.

BPBD juga menyampaikan imbauan kepada warga untuk mewaspadai kemungkinan terjadi kondisi cuaca ekstrem dan melakukan langkah-langkah mitigasi, termasuk membersihkan saluran air dari sampah dan memangkas ranting-ranting pepohonan di lingkungan permukiman.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024