Makassar (ANTARA) - Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan ( DJPb ) Sulsel Supendi mengatakan, surplus neraca perdagangan Sulsel akan mencapai 1,52 miliar dollar AS pada 2022.

Supendi di Makassar, Jumat mengatakan, pencapaian tersebut tidak lepas dari sektor perdagangan ekspor impor. Secara kumulatif Jan - Des 2022, sektor perdagangan ekspor tercatat sebesar 2,71 miliar dolar AS atau tumbuh 48,97 persen ( yoy ), sedangkan impor sebesar 1,20 miliar dolar AS. "Sektor ekspor impor Sulsel mengalami surplus neraca perdagangan sejak awal 2020 hingga akhir 2022," ujarnya.

Per Desember 2022, ekspor Sulsel tercatat sebesar 257,69 juta dollar AS sehingga neraca perdagangan mencapai 173,69 juta dollar AS.

Dengan demikian, surplus neraca perdagangan Sulsel terus memasuki bulan ke-35 melampaui rekor surplus nasional pada bulan ke-31.

Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan akan tumbuh positif menuju target pemerintah. Hal ini tercermin dari kinerja positif di seluruh sektor usaha dan komponen produksi memperkuat optimisme ekonomi Sulsel tetap tangguh menghadapi tren pelemahan ekonomi global.

Tercatat pada triwulan III 2022, pertumbuhan ekonomi Sulsel mencapai 5,67 persen ( yoy ).

Meski laju pertumbuhan ekonomi Sulsel lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,72 persen (yoy), namun tren pemulihan ekonomi Sulsel konsisten berlanjut menuju target RKPD Provinsi Sulsel tahun 2022 yang diperkirakan berada di kisaran 5,98- 7 , 6 persen.

“Perekonomian Sulsel sepanjang tahun 2022 akan tumbuh positif mencapai 5,67 persen (yoy), meski menghadapi tren pelemahan ekonomi global, hal ini tercermin dari kinerja positif berbagai sektor,” kata Supendi,

sementara target penerimaan pajak spesifik pada Sulawesi Selatan juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 27,4 persen (yoy) dengan realisasi penerimaan perpajakan tahun 2022 mencapai Rp 12,7 Triliun atau 120,28 persen dari target.

Supendi menegaskan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulsel untuk pertama kalinya mencapai target penerimaan sejak 2014 berhasil mengumpulkan penerimaan sebesar Rp 18,26 triliun atau 124,67 persen dari target.

Pencapaian ini ditopang oleh pajak penerimaan bea cukai dan pajak yang dapat melebihi target sebesar 124,32 persen atau Rp356,68 miliar yang dipengaruhi oleh kebijakan penyesuaian tarif CHT dan munculnya beberapa pabrik rokok baru.

Kenaikan harga dan volume komoditas ekspor berupa Cangkang Sawit dan Realisasi impor gula dan barang instalasi jaringan komunikasi dengan perincian realisasi penerimaan sebagai berikut: 1. Pajak Rp82,56 miliar, 2. Bea Masuk Rp238. 80 miliar, dan 3. Bea Keluar Rp35,32 miliar.

Selain berperan sebagai pengayom masyarakat, Pajak juga berperan dalam penerimaan dan peningkatan melalui pemberantasan rokok ilegal (Operasi Gempur). Kegiatan penertiban terkait ketentuan perpajakan tahun 2022 sebagai berikut: 1. Penindakan meningkat 7,37 persen atau mencapai 630 penindakan, 2. Penertiban terbesar (60,74 persen) dilakukan terhadap Produk Tembakau (rokok), 3. Penertiban HT tumbuh 17,10 persen atau mencapai 12,44 juta batang.

Hingga tahun anggaran 2023, jajaran Kementerian Keuangan Selus Selatan terus mendorong Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Kabupaten dan Desa penerima dana alokasi APBN untuk segera merealisasikan kegiatannya agar publikasi APBN menjadi salah satu pendorong kegiatan ekonomi di Sulawesi Selatan.

Sepanjang tahun 2022, Pusdiklat Finance Makassar telah memfasilitasi peserta pelatihan sebanyak 4.252 orang, termasuk Peserta PJJ dengan tema Penyaluran APBDes dan BMDes sebanyak 153 peserta.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024