Makassar (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel mendorong daerah untuk memaksimalkan ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 sebagai upaya meningkatkan perekonomian dari sektor pariwisata.
Sekretaris Disbudpar Sulsel Devo Khaddafi di Makassar, Kamis, mengingatkan batas pendaftaran ajang yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 26 Februari 2023.
"Hingga menjelang penutupan pendaftaran akhir bulan ini kami terus mendorong daerah untuk membenahi desanya dan mendaftarkan ke ADWI 2023,"ujarnya.
Ia menjelaskan desa yang terpilih dalam ajang ADWI, tentunya akan mendapatkan perhatian dari masyarakat dan berpotensi menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke desa tersebut.
Hal ini tentunya akan ikut mendorong kesejahteraan masyarakat desa. Apalagi, 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing, yang diharapkan dapat menjadi magnet atau daya tarik wisatawan yang mulai bangkit usai pandemi COVID-19.
Keberhasilan sejumlah desa wisata asal Sulsel mendapatkan penghargaan pada malam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pada akhir Oktober 2022, tentunya menjadi modal untuk terus memacu semangat kabupaten/kota untuk menata desa.
Dari empat desa wisata Sulsel yang masuk 50 besar ADWI, semuanya sukses menyabet penghargaan, seperti Desa Wisata Barania Sinjai (Juara 1 Kategori CHSE), Desa Wisata Matano, Lutim (Juara 2 Kategori Kelembagaan), Desa Wisata Kambo, Palopo, (Juara 3 Kategori CHSE) dan Desa Wisata Campaga, Bantaeng sebagai Juara Harapan 1 Kategori CHSE.
"Ajang ADWI ini merupakan yang ketiga kalinya, sehingga daerah sudah memahami apa-apa yang harus dilakukan. Kita dari provinsi fokus mendorong dan mengingatkan batas waktu pendaftaran yang berakhir bulan ini," ujar Devo.
Sekretaris Disbudpar Sulsel Devo Khaddafi di Makassar, Kamis, mengingatkan batas pendaftaran ajang yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 26 Februari 2023.
"Hingga menjelang penutupan pendaftaran akhir bulan ini kami terus mendorong daerah untuk membenahi desanya dan mendaftarkan ke ADWI 2023,"ujarnya.
Ia menjelaskan desa yang terpilih dalam ajang ADWI, tentunya akan mendapatkan perhatian dari masyarakat dan berpotensi menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke desa tersebut.
Hal ini tentunya akan ikut mendorong kesejahteraan masyarakat desa. Apalagi, 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing, yang diharapkan dapat menjadi magnet atau daya tarik wisatawan yang mulai bangkit usai pandemi COVID-19.
Keberhasilan sejumlah desa wisata asal Sulsel mendapatkan penghargaan pada malam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pada akhir Oktober 2022, tentunya menjadi modal untuk terus memacu semangat kabupaten/kota untuk menata desa.
Dari empat desa wisata Sulsel yang masuk 50 besar ADWI, semuanya sukses menyabet penghargaan, seperti Desa Wisata Barania Sinjai (Juara 1 Kategori CHSE), Desa Wisata Matano, Lutim (Juara 2 Kategori Kelembagaan), Desa Wisata Kambo, Palopo, (Juara 3 Kategori CHSE) dan Desa Wisata Campaga, Bantaeng sebagai Juara Harapan 1 Kategori CHSE.
"Ajang ADWI ini merupakan yang ketiga kalinya, sehingga daerah sudah memahami apa-apa yang harus dilakukan. Kita dari provinsi fokus mendorong dan mengingatkan batas waktu pendaftaran yang berakhir bulan ini," ujar Devo.