Makassar (ANTARA Sulsel) - Petani padi di sejumlah kabupaten di Sulsel belum memanfaatkan sistem resi gudang secara optimal tetapi memilih menjual produksinya pada musim panen daripada disimpan, kata Ketua Kelompok Tani Toddopuli Abd Wahid di Kabupaten, Maros, Senin.

Dia mengatakan, kurangnya petani padi yang memanfaat SRG itu, karena beberapa pertimbangan.

Pertimbangan utama adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, membayar hutang sarana produksi (Saprodi) dan tidak memiliki sarana penyimpanan atau gudang di sekitar rumah.

"Selain itu, sosialisasi tentang manfaat SRG belum merata, sehingga masih banyak petani yang tidak mengetahui hal itu," katanya.

Hal tersebut dibenarkan petani lainnya di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulsel Mustari.

Dia mengatakan, petani di wilayahnya lebih cenderung langsung menjual padinya seusai panen, karena untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Begitu pula saprodi yang sudah dipakai pada masa tanam, biaya baru dibayarkan pada masa panen," katanya.

Akibatnya, tidak ada padi atau beras yang disimpan untuk persediaan kebutuhan yang tak terduga.

Pemanfaatan SRG di Sulsel dalam setahun terakhir masih lebih banyak digunakan petani budidaya rumput laut ataupun jagung yang merupakan salah satu komoditi andalan ekspor Sulsel.

Editor : M Taufik


Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024