Washington (ANTARA) - Korea Selatan telah setuju untuk menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk Demokrasi ketiga, kata pejabat senior administrasi Amerika Serikat (AS).
Sementara KTT keduanya akan dimulai di Washington pada Rabu malam, dengan sekitar 120 pemimpin global yang turut berpartisipasi.
Pengumuman resmi Korsel menjadi tuan rumah KTT ketiga itu akan dilakukan pada kemudian hari, menurut pejabat itu.
"Kami sangat senang untuk memberi tahu bahwa Republik Korea telah setuju untuk menjadi tuan rumah KTT ketiga mendatang," kata pejabat AS itu dalam konferensi pers via telepon pada Selasa. Dia merujuk kepada Korsel dengan nama resminya.
KTT untuk demokrasi pertama kali diadakan pada Desember 2021, dan diselenggarakan oleh Presiden AS Joe Biden.
KTT kedua, yang akan diadakan pada Rabu dan Kamis, diselenggarakan bersama oleh Joe Biden dan rekan-rekannya dari Korsel, Kosta Rika, Belanda dan Zambia.
Kelima pemimpin masing-masing dijadwalkan akan menggelar salah satu dari lima sidang pleno dalam acara yang berlangsung selama dua hari tersebut.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol akan memimpin sidang pleno pertama tentang "pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bersama".
"Dimulai dengan KTT pertama pada 2021, pada titik ini kami mengumpulkan ratusan pemimpin dari kalangan pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta yang berkomitmen memperkuat pemerintahan yang demokratis, melindungi HAM dan memajukan upaya memberantas korupsi," kata pejabat tersebut.
"Umpan balik yang kami dapatkan dari semua ini adalah bahwa sejumlah upaya sedang berlangsung dan itu dapat dan harus dilanjutkan setelah berakhirnya KTT ini," tambah pejabat itu.
"Jadi, kami hanya ingin mengatakan betapa kami berterima kasih kepada mitra Korea kami karena mau memikul tanggung jawab tersebut," lanjutnya.
Biden memuji Korsel karena mau menjadi tuan rumah KTT untuk Demokrasi ketiga dalam sebuah pernyataan gabungan dengan rekannya dari Korsel.
"Institusi demokrasi Republik Korea adalah mercusuar kekuatan di Indo-Pasifik dan menunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi mendorong kondisi yang diperlukan untuk memupuk keamanan dan kemakmuran yang berkelanjutan," menurut pernyataan gabungan yang dirilis Gedung Putih.
"Dalam beberapa tahun terakhir, Republik Korea telah muncul sebagai pemimpin global, tidak sedikit karena komitmen abadi rakyat Korea untuk meningkatkan transparansi pemerintahan, memastikan keseimbangan yang efektif, dan mengembangkan hukum yang tanggap terhadap kebutuhan publik," tambah pernyataan itu.
Kedua pemimpin secara resmi mengumumkan bahwa Korsel akan menjadi tuan rumah KTT untuk Demokrasi ketiga.
"Kami bangga melanjutkan kerja sama kami untuk memastikan bahwa momentum yang dibangun oleh dua KTT untuk Demokrasi pertama akan berlanjut di masa depan dan mencerminkan kepemimpinan global upaya ini," kata mereka.
Sumber: Yonhap-OANA
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korsel akan jadi tuan rumah KTT untuk Demokrasi ketiga
Sementara KTT keduanya akan dimulai di Washington pada Rabu malam, dengan sekitar 120 pemimpin global yang turut berpartisipasi.
Pengumuman resmi Korsel menjadi tuan rumah KTT ketiga itu akan dilakukan pada kemudian hari, menurut pejabat itu.
"Kami sangat senang untuk memberi tahu bahwa Republik Korea telah setuju untuk menjadi tuan rumah KTT ketiga mendatang," kata pejabat AS itu dalam konferensi pers via telepon pada Selasa. Dia merujuk kepada Korsel dengan nama resminya.
KTT untuk demokrasi pertama kali diadakan pada Desember 2021, dan diselenggarakan oleh Presiden AS Joe Biden.
KTT kedua, yang akan diadakan pada Rabu dan Kamis, diselenggarakan bersama oleh Joe Biden dan rekan-rekannya dari Korsel, Kosta Rika, Belanda dan Zambia.
Kelima pemimpin masing-masing dijadwalkan akan menggelar salah satu dari lima sidang pleno dalam acara yang berlangsung selama dua hari tersebut.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol akan memimpin sidang pleno pertama tentang "pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bersama".
"Dimulai dengan KTT pertama pada 2021, pada titik ini kami mengumpulkan ratusan pemimpin dari kalangan pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta yang berkomitmen memperkuat pemerintahan yang demokratis, melindungi HAM dan memajukan upaya memberantas korupsi," kata pejabat tersebut.
"Umpan balik yang kami dapatkan dari semua ini adalah bahwa sejumlah upaya sedang berlangsung dan itu dapat dan harus dilanjutkan setelah berakhirnya KTT ini," tambah pejabat itu.
"Jadi, kami hanya ingin mengatakan betapa kami berterima kasih kepada mitra Korea kami karena mau memikul tanggung jawab tersebut," lanjutnya.
Biden memuji Korsel karena mau menjadi tuan rumah KTT untuk Demokrasi ketiga dalam sebuah pernyataan gabungan dengan rekannya dari Korsel.
"Institusi demokrasi Republik Korea adalah mercusuar kekuatan di Indo-Pasifik dan menunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi mendorong kondisi yang diperlukan untuk memupuk keamanan dan kemakmuran yang berkelanjutan," menurut pernyataan gabungan yang dirilis Gedung Putih.
"Dalam beberapa tahun terakhir, Republik Korea telah muncul sebagai pemimpin global, tidak sedikit karena komitmen abadi rakyat Korea untuk meningkatkan transparansi pemerintahan, memastikan keseimbangan yang efektif, dan mengembangkan hukum yang tanggap terhadap kebutuhan publik," tambah pernyataan itu.
Kedua pemimpin secara resmi mengumumkan bahwa Korsel akan menjadi tuan rumah KTT untuk Demokrasi ketiga.
"Kami bangga melanjutkan kerja sama kami untuk memastikan bahwa momentum yang dibangun oleh dua KTT untuk Demokrasi pertama akan berlanjut di masa depan dan mencerminkan kepemimpinan global upaya ini," kata mereka.
Sumber: Yonhap-OANA
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korsel akan jadi tuan rumah KTT untuk Demokrasi ketiga