Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Rycko Amelza mengungkap tiga kebijakan dan strategi yang dilakukan dalam penanggulangan terorisme.
Hal itu diungkapkan Rycko usai dirinya resmi dilantik sebagai Kepala BNPT oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin.
"Strategi yang pertama adalah mempersiapkan kesiapsiagaan nasional, lantas yang kedua adalah melaksanakan kontraradikalisasi, dan yang ketiga melaksanakan deradikalisasi," kata Rycko saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Rycko menjelaskan strategi tersebut akan dijalankan dengan menggandeng seluruh instansi pemerintah baik di dalam maupun di luar negeri.
Penanggulangan terorisme, kata Rycko, juga dilakukan dengan pencegahan dengan mengedepankan edukasi, pendidikan dan kesejahteraan.
Penegakan hukum terhadap terorisme juga tentunya dilakukan, namun sebagai pilihan terakhir atau ultimatum remedium.
Selain ketiga strategi itu, Presiden Joko Widodo berpesan agar BNPT dapat mengoptimalisasi kegiatan deradikalisasi terhadap oknum yang pernah terlibat masalah hukum dengan kasus radikalisme dan terorisme.
"Presiden tadi berpesan kepada saya untuk melakukan optimalisasi kegiatan deradikalisasi terutama kepada saudara-saudara kita yang pernah tersesat, dan terlibat dalam masalah hukum dengan kasus-kasus radikalisme dan terorisme seperti itu," kata Rycko.
Komjen Pol. Rycko Amelza menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen Pol. Boy Rafli Amar yang memasuki masa pensiun.
Rycko merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1988 dengan meraih predikat lulusan terbaik. Pria kelahiran Bogor, 14 Agustus 1966, tersebut berpengalaman dalam bidang reserse.
Rycko pernah menjadi Kapolres Metro Jakarta Utara pada 2008. Pada 2009, ia terpilih menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada periode kedua pemerintahan SBY.
Selanjutnya Rycko menjabat Wakapolda Jawa Barat pada 2013, Kepala Sekolah Tinggi Ilmu Kepolsian (STIK) Lemdikpol pada 2014, Kapolda Sumatera Utara pada 2016, Gubernur Akpol pada 2017, Kapolda Jawate Tengah pada 2019, Kepala Baintelkam Polri 2020 dan Kepala Lemdiklat Polri 2021.
Di bidang terorisme, Rycko pernah tergabung dalam tim Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang mengamankan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di kota Batu, Malang pada 9 November 2005.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kepala BNPT Rycko Amelza ungkap tiga strategi penanggulangan terorisme
Hal itu diungkapkan Rycko usai dirinya resmi dilantik sebagai Kepala BNPT oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin.
"Strategi yang pertama adalah mempersiapkan kesiapsiagaan nasional, lantas yang kedua adalah melaksanakan kontraradikalisasi, dan yang ketiga melaksanakan deradikalisasi," kata Rycko saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Rycko menjelaskan strategi tersebut akan dijalankan dengan menggandeng seluruh instansi pemerintah baik di dalam maupun di luar negeri.
Penanggulangan terorisme, kata Rycko, juga dilakukan dengan pencegahan dengan mengedepankan edukasi, pendidikan dan kesejahteraan.
Penegakan hukum terhadap terorisme juga tentunya dilakukan, namun sebagai pilihan terakhir atau ultimatum remedium.
Selain ketiga strategi itu, Presiden Joko Widodo berpesan agar BNPT dapat mengoptimalisasi kegiatan deradikalisasi terhadap oknum yang pernah terlibat masalah hukum dengan kasus radikalisme dan terorisme.
"Presiden tadi berpesan kepada saya untuk melakukan optimalisasi kegiatan deradikalisasi terutama kepada saudara-saudara kita yang pernah tersesat, dan terlibat dalam masalah hukum dengan kasus-kasus radikalisme dan terorisme seperti itu," kata Rycko.
Komjen Pol. Rycko Amelza menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen Pol. Boy Rafli Amar yang memasuki masa pensiun.
Rycko merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1988 dengan meraih predikat lulusan terbaik. Pria kelahiran Bogor, 14 Agustus 1966, tersebut berpengalaman dalam bidang reserse.
Rycko pernah menjadi Kapolres Metro Jakarta Utara pada 2008. Pada 2009, ia terpilih menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada periode kedua pemerintahan SBY.
Selanjutnya Rycko menjabat Wakapolda Jawa Barat pada 2013, Kepala Sekolah Tinggi Ilmu Kepolsian (STIK) Lemdikpol pada 2014, Kapolda Sumatera Utara pada 2016, Gubernur Akpol pada 2017, Kapolda Jawate Tengah pada 2019, Kepala Baintelkam Polri 2020 dan Kepala Lemdiklat Polri 2021.
Di bidang terorisme, Rycko pernah tergabung dalam tim Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang mengamankan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di kota Batu, Malang pada 9 November 2005.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kepala BNPT Rycko Amelza ungkap tiga strategi penanggulangan terorisme