Kupang (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Nusa Tenggara Timur memperketat masuknya telur unggas ke daerah itu, untuk mencegah masuk dan menyebarnya virus flu burung (H5N1) di daerah tersebut.

"Semua jenis telur unggas yang masuk kita perketat untuk menjaga NTT bebas flu burung," Kata Kepala Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur, Semuel Rebo di Kupang, Senin.

Dia mengatakan, Pemerintah Nusa Tenggara Timur telah mengeluarkan surat nomor: 254 tentang Pelarangan masuknya telur unggas ke wilayah NTT. Merujuk pada surat tersebut, kata Semuel, pemerintah melakukan pengawasan di sejumlah pintu masuk telur dari luar daerah.

"Cara kita memperketat adalah dengan memberikan rekomendasi terbatas kepada perusahaan yang memang sudah melakukan tes biosecurity. Ini berlaku untuk seluruh wilayah NTT sehingga harus bisa diawasi oleh pemerintah kabupaten/kota, agar daerah ini bebas dari ancaman virus flu burung," kata Samuel.

Kebutuhan telur untuk wilayah NTT ungkap Samuel, cukup tinggi sehingga tidak bisa dipenuhi oleh telur lokal yang masih sangat kurang produksinya.

Menurut dia saat ini kebutuhan telur di NTT, masih dipasok dari luar daerah hingga mencapai 80 persen. "Kebutuhan telur di NTT tinggi dan 80 persen masih mengandalkan dari luar sehingga kita perlu benar-benar mengawasinya," katanya.

Jenis telur yang diperbolehkan masuk ke NTT, lanjut Samuel adalah telur ayam ras, yang secara klinis telah melalui tes biosecurity dan dinyatakan bebas virus flu burung. Perusahaan pemasok telur jenis ini, lanjut dia, sangat memperhatikan aspek keamanan dan kelaikan barangnya.
Dia mengatakan, selain mengeluarkan surat larangan tersebut, pemerintah juga sudah melakukan koordinasi dengan karantina hewan untuk melakukan pengawasan yang lebih baik dan ketat, terutama terhadap sejumlah perusahaan yang belum mengantongi rekomendasi dari Departemen Pertanian untuk memasarkan produk tersebut.

"Perlu dipahami bahwa kami bukan sedang mempersulit pengusaha, tapi hanya melakukan pembatasan untuk keamanan daerah ini dari serangan flu burung yang sudah menjadi isu dunia dan kita bersyukur NTT masih bebas dari flu burung," kata Semual. Zita Meirina

Pewarta : Yohanes Adrianus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024