Mamuju (ANTARA Sulbar) - Perseroan Terbatas Letawa, perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, meraih penghargaan Indonesia Green Award 2013.

"Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryatmo memberikan penghargaan kepada PT Letawa berupa Indonesia Green Award 2013 di Hotel Indonesia Kempinski. Penghargaan serupa juga diberikan kepada pihak-pihak yang telah mengupayakan pelestarian lingkungan," kata Administratur PT Letawa, Indra Irawan, di Mamuju, Minggu.

Ia mengatakan bahwa PT Letawa yang merupakan anak perusahaan PT Astra Agro Lestari (AAL) perusahaan perkebunan sawit terbesar di Pulau Sulawesi diberikan penghargaan berdasarkan penilaian terbaik pada kategori pelestarian keanekaragaman hayati.

"Kami menyampaikan terima kasih atas penghargaan ini sekaligus menjadi pendorong semangat kami untuk selalu mengelola perusahaan kami agar tetap peduli terhadap kelestarian lingkungan," katanya.

Menurut dia, tim penilai yang diketuai Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat yang juga merupakan Ketua Dewan Kehormatan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) membagi Indonesia Green Award 2013 dalam delapan kategori untuk pihak yang dianggap mengupayakan pelestarian lingkungan.

Tiga kategori itu, kata dia, di antaranya direbut oleh anak-anak perusahaan PT AAL, termasuk PT Letawa yang meraih kategori pelestarian keanekaragaman hayati. Kemudian, kategori pelestari hutan diraih oleh PT Sukses Tani Nusasubur (STN) yang beroperasi di Kalimantan Timur.

Adapun PT Sawit Asahan Indah (SAI), anak perusahaan PT AAL yang beroperasi di Provinsi Riau, meraih penghargaan terbaik pada kategori pelestarian sumber daya air.

Ia mengatakan bahwa pemberian penghargaan tersebut sudah berlangsung keempat kali, dan diharapkan para pihak yang meraih penghargaan terus memberi contoh dalam melestarikan lingkungan agar harkat hidup yang bertumpu pada keseimbangan pencapaian ekonomi dan lingkungan dapat diraih.

Sementara itu, Chairman the La Tofi School of CSR, La Tofi, mengatakan bahwa La Tofi School of CSR sebagai lembaga yang menggagas "event" penghargaan tersebut sangat mengharapkan mitigasi perubahan iklim tidak sekadar slogan, tetapi aksi nyata dengan terus melakukan pelestarian lingkungan.

Ia mengaku sangat mengapresiasi para pihak yang melakukan inisiatif luar biasa dalam konservasi alam dengan menjaga kelestarian lingkungan.

"`Event` penghargaan ini dianggap penting mengingat banyak terjadi kerusakan alam. Kerusakan alam itu menurut kami (penyelenggara) diperparah lagi dengan kebijakan pangan yang tidak berkelanjutan sehingga membuat bangsa Indonesia menjadi sangat tergantung dari impor," katanya.

Meski demikian, dia mengaku bersyukur karena di tengah karut-marut ini masih ada pemimpin, perusahaan, LSM, dan daerah yang memberi contoh baik dengan mengatasi kerusakan lingkungan. D.Dj. Kliwantoro

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024