Jayapura (ANTARA Sulsel) - Wilayah Papua, sejak 20-21 Juli 2013, digoncang gempa secara berturut-turut yang berkekuatan sekitar lima skala Richer (SR), ujar Frangky Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jayapura, Senin.

Ia mengatakan bahwa guncangan gempa itu tercatat di tiga wilayah Papua, yaitu Kepulauan Yapen, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Nabire.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura, jika diurutkan gempa terbesar melanda barat daya Nabire (5,5 SR), barat daya Sarmi (5,5 SR), barat laut Nabire (5,3 SR) dan timur laut Kepulauan Yapen (4,9 SR).

"Untuk gempa yang melanda Nabire, ada warga yang melapor bahwa gempanya sampai terasa di Timika, tapi berdasarkan alat yang ada pada kami gempa itu tidak terasa sampai Timika," katanya menjelaskan.

Frangky mengakui bahwa terjadi dua kali gempa di Nabire yaitu pada pukul 23:48:41 WIB (atau sekitar 01:48:41 WIT) tanggal 20 Juli 2012 dan pukul 20:00:24 WIB (atau sekitar 22:00:24 WIT) pada tanggal 21 Juli 2013.

"Di Kepulauan Yapen, gempa terjadi di laut," tandasnya.

Meskipun demikian, gempa yang terjadi di Yapen tidak berpotensi tsunami. Demikian halnya dengan gempat di beberapa tempat lainnya.

Ia menuturkan bahwa gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik, katanya dan maneambahkan bahwa energi yang dihasilkan dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Farochah

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024