Makassar (ANTARA) - Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar, Sulawesi Selatan segera menindaklanjuti pelaporan dugaan penipuan investasi bodong melalui aplikasi robot trading CT4F yang merugikan salah satu usernya seorang pengusaha bernama Vivi Anna Maria Haryono hingga ratusan juta.

"Artinya, kalau kita nanti lihat dari hasil proses penyelidikan dan penyidikan terbukti ada penipuan bodong, kita akan lakukan penindakan tegas sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib di sela rilis kasus Polsek Tamalarea Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Menurutnya, laporan polisi yang disampaikan kepada aparat kepolisian segera ditindaklanjuti untuk mengejar para pelakunya. Selain itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar hati-hati dengan penipuan berkedok investasi maupun arisan bodong yang menggunakan aplikasi.

"Kita imbau kepada masyarakat supaya tidak gampang tergiur dengan arisan atau investasi yang mendapatkan hasil yang besar atau tidak wajar. Jadi harus hati-hati dan waspada," ucap mantan Kapolres Kota Palembang ini menegaskan.

Secara terpisah, korban aplikasi trading CT4F Vivi Anna Maria Haryono selaku pengusaha Turkish Coffe dalam konferensi pers mengatakan telah melaporkan penipuan itu kepada polisi dengan nomor laporan STBL//25/V/2023/RESKRIM RESTABES MKS/POLDA SULSEL perihal dugaan penipuan sejak 26 Mei 2023.

Korban melaporkan terduga Tynno Christianto alias Kenzo dan Hariri selaku pemilik aplikasi robot tranding CT4F. Meski demikian, sejak dilaporkan pihak kepolisian belum menangkap dua orang terduga pelaku tersebut.

Vivi menjelaskan, mulai tergiur dan berkecimpung di dunia robot tranding saat usaha mulai lesu pasca pandemi COVID-19. Ia mengungkapkan diajak oleh temannya ikut berinvestasi di CT4F dengan tawaran keuntungan sampai 20 persen setiap bulannya.

"Waktu itu saya diajak gabung teman saya, dia dokter, pada Agustus 2022. Awalnya kita percaya karena secara fisik terlihat para pemilik CT4F itu sering buat kegiatan Businnes Opportunity di hotel besar," katanya menceritakan.

  Korban penipuan aplikasi trading CT4F Vivi Anna Maria Haryono menunjukkan laporan polisi kepada wartawan saat konferensi pers di Turkish Coffee Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (12/3/2023). ANTARA/Darwin Fatir.

Karena yakin bisnis ini menjanjikan lalu dia pun berinvestasi hingga ratusan juta. Nilai uang total diinvestasikan Rp540 juta, tapi belakangan malah keuntungan tidak bisa dicairkan atau di withdraw

Vivi mengaku mulai ikut berinvestasi di CT4F sejak Agustus 2022. Karena yakin dengan keuntungan yang dijanjikan oleh pihak aplikasi trading tersebut. Ironisnya, uang senilai Rp540 juta yang diinvestasikan, belakangan malah sama sekali tak bisa di-withdraw atau dicairkan pada November 2022 termasuk seluruh uangnya.

Ironisnya, pada Desember 2022, CT4F itu dinyatakan Scam atau merugi. Uang yang diinvestasikan raib, bahkan uangnya bisa dipindahkan pemilik dari USDT (kurs besar) ke BGE (kurs kecil) tanpa sepengetahuannya, sehingga dasar itulah dilaporkan ke polisi.

"Saya sempat menghubungi Kenzo empat kali untuk meminta uang kembali, dan beberapa orang lainnya sudah investasi, tidak perlu semua 80 persen kami sudah bersyukur, tapi tidak direspons. Ada ratusan orang sudah ditipu, ada sudah cerai, bahkan meninggal dunia karena stres. Kita berharap polisi menangkap pelakunya dan mengembalikan uang kami," kata Vivi berharap.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024