Makassar (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Sulawesi Selatan mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam kebutuhan pangan sebagai upaya ketahanan pangan dari rumah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel Kemal Redindo Putra Syahrul di Makassar, Senin mengemukakan bahwa dalam konteks ketahanan pangan menghadapi El-Nino perlu kolaborasi, salah satunya dengan memanfaatkan lahan yang tidak terpakai untuk menanam, dimulai dari keluarga.
"Menghadapi El-Nino perlu kolaborasi. Maka dari itu kita mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan dan mewujudkan pertanian keluarga lestari," kata Kemal.
El Nino adalah suatu fenomena di mana suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal. Peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia.
BMKG telah memprediksi dampak El Nino mengakibatkan musim kemarau yang lebih ekstrem akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sulawesi Selatan yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan selat Makassar.
Bencana kekeringan 2023 yang diprediksi oleh BMKG diantisipasi oleh DKP Sulsel melalui sejumlah program seperti pekarangan lestari dan pertanian keluarga lestari yang terus digerakkan.
Kata Kemal, pihaknya telah membentuk 20 pekarangan lestari dan 7 kelompok pertanian keluarga.
"Salah satu bentuk upaya ketika El-Nino betul terjadi maka pemanfaatan lahan jadi solusi. Jawaban permasalahan ketahanan pangan, selain pertanian, alat dan irigasi ialah kita menggenjot pemanfaatan lahan ini berjalan," urainya.
Kemal menyebut, saat El-Nino berdampak pada pertanian, maka dipastikan akan berdampak pula pada gejolak harga pangan. Hanya saja, saat ini Kemal memastikan bahwa ketersediaan dan kebutuhan pangan masih mencukupi hingga terbilang berlebih untuk masyarakat Sulawesi Selatan.
Adapun surplus ketersediaan 11 komoditas pangan di Sulsel pada akhir Mei 2023 yaitu Beras 77.987 ton, jagung 187.564 ton, cabe merah/besar 2.498 ton, cabe rawit 9.320 ton, bawang merah 18.849 ton, gula pasir 9.948 ton, minyak goreng 9.549 ton, daging sapi 26.634 ton, daging ayam ras 67.204 ton, telur ayam ras 22.042 ton dan bawang putih 2.446 ton.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel Kemal Redindo Putra Syahrul di Makassar, Senin mengemukakan bahwa dalam konteks ketahanan pangan menghadapi El-Nino perlu kolaborasi, salah satunya dengan memanfaatkan lahan yang tidak terpakai untuk menanam, dimulai dari keluarga.
"Menghadapi El-Nino perlu kolaborasi. Maka dari itu kita mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan dan mewujudkan pertanian keluarga lestari," kata Kemal.
El Nino adalah suatu fenomena di mana suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal. Peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia.
BMKG telah memprediksi dampak El Nino mengakibatkan musim kemarau yang lebih ekstrem akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sulawesi Selatan yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan selat Makassar.
Bencana kekeringan 2023 yang diprediksi oleh BMKG diantisipasi oleh DKP Sulsel melalui sejumlah program seperti pekarangan lestari dan pertanian keluarga lestari yang terus digerakkan.
Kata Kemal, pihaknya telah membentuk 20 pekarangan lestari dan 7 kelompok pertanian keluarga.
"Salah satu bentuk upaya ketika El-Nino betul terjadi maka pemanfaatan lahan jadi solusi. Jawaban permasalahan ketahanan pangan, selain pertanian, alat dan irigasi ialah kita menggenjot pemanfaatan lahan ini berjalan," urainya.
Kemal menyebut, saat El-Nino berdampak pada pertanian, maka dipastikan akan berdampak pula pada gejolak harga pangan. Hanya saja, saat ini Kemal memastikan bahwa ketersediaan dan kebutuhan pangan masih mencukupi hingga terbilang berlebih untuk masyarakat Sulawesi Selatan.
Adapun surplus ketersediaan 11 komoditas pangan di Sulsel pada akhir Mei 2023 yaitu Beras 77.987 ton, jagung 187.564 ton, cabe merah/besar 2.498 ton, cabe rawit 9.320 ton, bawang merah 18.849 ton, gula pasir 9.948 ton, minyak goreng 9.549 ton, daging sapi 26.634 ton, daging ayam ras 67.204 ton, telur ayam ras 22.042 ton dan bawang putih 2.446 ton.