Makassar (ANTARA Sulsel) - Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan Nursam Salam mengatakan, kenaikan harga premium pada akhir Juni 2013 mempengaruhi inflasi Sulsel.

"Dari lima item yang memberi andil kenaikan inflasi di Sulsel pada posisi Juli 2013, premium (bensin) menempati posisi pertama dengan andil 0,72 persen," kata Nursam di Makassar, Kamis.

Dia mengatakan, kenaikan harga bensin sejak akhir Juni 2013, turut mempengaruhi kenaikan harga angkutan kota, sehingga pada posisi kedua yang turut memberi andil inflasi di daerah ini adalah angkot dengan 0,42 persen.

Kemudian pada posisi ketiga adalah bawang merah dengan andil 0,34 persen, daging ayam 0,25 persen dan cabai merah 0,15 persen.

"Meskipun Sulsel mengalami inflasi pada Juli 2013, namun tidak masuk dalam kelompok 12 kota dengan inflasi tinggi yang diatas empat persen," katanya.

Berdasarkan data BPS Sulsel diketahui, perkembangan inflasi month to month (M to M) telah menempatkan Sulsel berada pada posisi 37 dari 66 kota di Indonesia.

Inflasi Sulsel M to M pada posisi tersebut tercatat 3,05 persen atau masih dibawah inflasi nasional yang mencapai 3,29 persen. Begitu pula M to M kumulatif (Jan - Jul 2013) hanya 5,41 persen, sedang nasional 6,75 persen.

Khusus year on year (Y o Y), inflasi Sulsel 6,82 persen dan nasional pada posisi yang sama mencapai 8,61 persen.

Sementara deflasi di Sulsel pada posisi Juli 2013, terdapat tiga komoditas pengendali inflasi dengan andil lebih dari -0,02 persen yakni cabai merah dengan nilai andil -0,0746, menyusul emas perhiasan -0,0568 dan bawang putih -0,0219. (Biqwanto)

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024