Makassar (ANTARA) - Jemaah An-Nadzir Gowa akan melaksanakan Lebaran Idul Adha 1444 hijiriah pada Rabu, 28 Juni 2023 sesuai hasil pantauan internal dan penghitungan bulan, walaupun pemerintah telah menetapkan melalui sidang Isbat bahwa pelaksanaan Idul Adha jatuh pada Kamis 29 Juni 2023.

"Penetapan ini hasil pemantauan dan perhitungan bulan. Untuk pelaksanaan puasa sunnah Arafah pada 9 Dzulhijjah 1444 Hijiriah, atau Selasa, 27 Juni 2023," kata Pimpinan Jemaah An-Nadzir Gowa Ustad M Samiruddin Pademmui, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin. 

Menurut Samiruddin, penentuan lebaran berdasarkan pengamatan dan pemantauan tim pemantau bulan dan standar metodologi yang selama ini dipahami dan dipakai oleh jamaah An-Nadzir, dan dipadukan dengan alat bantu aplikasi yang sudah diteliti sekitar lima tahun terakhir. 

Ia pun menyampaikan bahwa dari hasil pemantauan tiga purnama 14, 15, dan 16 bulan Dzulqaidah, bertepatan tanggal 3, 4, dan 5 Juni 2023. Hasil pemantauan tiga bulan terakhir, yakni 27, 28, dan 29 Dzulqaidah, bertepatan 16, 17, dan 18 Juni 2023.

Selanjutnya, pada Sabtu 17 Juni, bulan terbit di ufuk Timur pada jam 05.05 WITA dan masih sampai ke ufuk Barat, terbenam pada pukul 17.57 WITA.  Pada Ahad 18 Juni  bulan masih duluan terbit di ufuk Timur pukul 05.59 WITA, sementara matahari terbit pukul 06.08 WITA.

"Artinya, ini masih bulan tua (29 Dzulqaidah) yang sudah sulit dilihat secara kasat mata. Namun perjalanan akhir bulan Dzulqaidah ini sudah tidak sampai ke ufuk Barat," katanya. 

Kemudian, pada Ahad 18 Juni sudah terjadi pergantian bulan atau New Moon/Kongjungsi/Ijtima bulan Dzulqaidah ke Dzulhijjah pukul 12.39 WITA. Dan secara sunnatullah ditandai dengan terjadi pasang puncak tertinggi (kondak) air laut.

Pada hari itu matahari sudah duluan terbenam  di ufuk Barat pukul 17.57 WITA sementara bulan terbenam pukul 18.02 WITA. Hal ini berarti sudah masuk bulan baru Dzulhijjah 1444 H / 2023 M. Meskipun masih sangat sulit terlihat secara kasat mata. 

Pada Senin 19 Juni, matahari sudah duluan terbit di ufuk Timur pukul 06.08 WITA sementara bulan terbit pukul 06.53 WITA. Hal ini berarti sudah bulan baru Dzulhijjah 1444 H. 

"Jadi, 1 Dzulhijjah 1444 Hijiriah secara sempurna mulai terhitung pada Senin 19 Juni 2023, meskipun masih sangat sulit terlihat secara kasat mata," ujarnya menjelaskan. 

Penetapan Idul Adha oleh Jemaah An Nadzir tersebut sejalan dengan penetapan Pengurus Pusat Muhammadiyah yang telah menetapkan sesuai hasil perhitungan atau hisab pada Rabu, 28 Juni 2023. Begitu pula Pemerintah Arab Saudi juga menetapkan Idul Adha jatuh pada Rabu, 28 Juni waktu setempat. 

Meski demikian, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi, menjelaskan potensi adanya perbedaan tersebut disebabkan metode perhitungan melalui hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan bulan/hilal). Walaupun terjadi perbedaan, MUI  mengimbau umat Islam saling menghargai dan menghormati menyikapi perbedaan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijiriah.

"Menurut perhitungan hisab ketinggian hilal 18 Juni 2023 yaitu satu derajat lebih, dengan demikian hilal sudah wujud. Maka (berdasarkan metode ini) 1 Dzulhijjah jatuh pada Senin 19 Dzulhijjah,” kata Kiai Abdullah Jaidi. 

Sehingga perhitungan hisab, 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha 1444 akan bertepatan pada Rabu, 28 Juni 2023. Sementara menurut metode rukyat 10 Dzulhijjah jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024