Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa Idul Adha dapat menjadi pelajaran bagi politisi di Indonesia untuk menghilangkan sifat tercela.
"Perayaan kurban kali ini dilaksanakan dalam situasi tahun politik di mana sekarang kita melihat hiruk pikuk persaingan politik. Hari kurban ini mengajarkan kepada kita untuk menghilangkan sifat-sifat tercela dalam diri kita, menghilangkan sifat-sifat kebinatangan," ujarnya usai pelaksanaan ibadah Idul Adha di Masjid Jami Al Huda, Tebet Timur, Jakarta, Rabu.
Ia mengakui saat ini mulai bermunculan hoaks atau kabar bohong di masyarakat hingga pernyataan-pernyataan yang menyerang, terutama yang berkaitan dengan pilihan calon presiden dan calon wakil presiden.
Ia mengimbau kepada para politisi untuk tidak "mengurbankan manusia" demi mencapai tujuannya.
"Kurban mengajarkan kepada kita untuk tidak menghalalkan segala cara demi mencapai segala tujuan apalagi sampai mengorbankan manusia, mengorbankan mereka yang menjadi rival saingannya," tuturnya.
Ia mengharapkan para politisi yang ingin menjadi anggota legislatif atau pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden dapat memanfaatkan momentum Idul Adha ini sebagai pelajaran dan semangat untuk senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
"Hendaknya kita meraih kemuliaan dengan cara berbuat baik, amal soleh, berlomba-lomba dalam kebaikan, dan senantiasa meraih kebaikan itu dengan berbuat baik," ujarnya.
Ia juga berharap munculnya foto Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan berfoto bersama dengan pakaian ihram di sela ibadah haji, di Arab Saudi dapat menjadi inspirasi untuk membangun kerukunan.
"Idul Adha ini tidak hanya menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas sosial, tapi juga soliditas sosial. Semangat qurban adalah semangat di mana kita senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Demi persatuan bangsa mari kita hindari membuat pernyataan hoaks tapi kemukakan pernyataan yang benar," tuturnya.
"Perayaan kurban kali ini dilaksanakan dalam situasi tahun politik di mana sekarang kita melihat hiruk pikuk persaingan politik. Hari kurban ini mengajarkan kepada kita untuk menghilangkan sifat-sifat tercela dalam diri kita, menghilangkan sifat-sifat kebinatangan," ujarnya usai pelaksanaan ibadah Idul Adha di Masjid Jami Al Huda, Tebet Timur, Jakarta, Rabu.
Ia mengakui saat ini mulai bermunculan hoaks atau kabar bohong di masyarakat hingga pernyataan-pernyataan yang menyerang, terutama yang berkaitan dengan pilihan calon presiden dan calon wakil presiden.
Ia mengimbau kepada para politisi untuk tidak "mengurbankan manusia" demi mencapai tujuannya.
"Kurban mengajarkan kepada kita untuk tidak menghalalkan segala cara demi mencapai segala tujuan apalagi sampai mengorbankan manusia, mengorbankan mereka yang menjadi rival saingannya," tuturnya.
Ia mengharapkan para politisi yang ingin menjadi anggota legislatif atau pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden dapat memanfaatkan momentum Idul Adha ini sebagai pelajaran dan semangat untuk senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
"Hendaknya kita meraih kemuliaan dengan cara berbuat baik, amal soleh, berlomba-lomba dalam kebaikan, dan senantiasa meraih kebaikan itu dengan berbuat baik," ujarnya.
Ia juga berharap munculnya foto Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan berfoto bersama dengan pakaian ihram di sela ibadah haji, di Arab Saudi dapat menjadi inspirasi untuk membangun kerukunan.
"Idul Adha ini tidak hanya menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas sosial, tapi juga soliditas sosial. Semangat qurban adalah semangat di mana kita senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Demi persatuan bangsa mari kita hindari membuat pernyataan hoaks tapi kemukakan pernyataan yang benar," tuturnya.