Jayapura (ANTARA Sulsel) - Kepala Kepolisian Resort Fakfak AKBP M. Yusuf memintaa maaf kepada masyarakat adat setempat terkait dugaan pelecehan yang dilakukan oleh dua oknum Polwan saat melakukan pemeriksaan terhadap puluhan ibu-ibu pada di Mapolres setempat 14 Agustus 2013.

"Pada pertemuan kemarin yang dihadiri oleh dewan adat setempat, para ibu-ibu dan kaum bapak serta dari Elsham Papua. Atas nama institusi kepolisian dan pribadi, saya meminta maaf jika ada kesalahpahaman atas pemeriksaan yang dilakukan oleh bawahan saya yang dikatakan telah menodai adat setempat," kata Kapolres Fakfak AKBP M. Yusuf kepada Antara Jayapura via telepon seluler, Kamis.

Menurutnya, dugaan pemeriksaan yang dilakukan oleh dua oknum Polwan kepada ibu-ibu ataupun kaum perempuan Fakfak pada 14 Agustus lalu itu sedang dilakukan penyelidikan dan penyidikan oleh pihaknya dan jika terbukti. kedua oknum Polwan itu akan menjalani sidang kode etik untuk mempertanggungjawabkan sikap dan perbuatannya.

"Kedua oknum Polwan yang dimaksud sedang diperiksa. Dan jika terbukti bersalah akan ditindak," katanya.

Terkait pertemuan kemarin, Kapolres menjelaskan, masalah tersebut sudah diselesaikan secara baik. "Masalah ini pada prinsipnya sudah diselsaikan. Langkah selanjutnya adalah penyelidikan dan penyidikan terkait dugaan pelecehan yang dilakukan oleh dua oknum Polwan," katanya.

Secara terpisah Fredy Warpopor anggota Lembaga Study dan Advokasi Ham Papua wilayah Fakfak mengakui jika sudah terjadi pertemuan di Mapolres setempat dan telah diselsaikan.

"Pak Kapolres ingin tahu duduk persoalan seperti apa dan telah bertemu kemarin. Saat itu adat setempat juga hadir dan termasuk ibu Naomi salah satu korban pelecehan oknum Polwan juga hadir. intinya masalah itu selesai tapi oknum Polwan dilakukan pemeriksaan terkait perbuatannya," katanya.

Ketua umum Dewan Adat Mbaham Matta Fakfak Sirzet Gwasgwas mengatakan meskipun sudah ada permintaan maaf dari Kapolres Fakfak terkait peristiwa tersebut. "Akan tetapi norma sosial terutama adat harus dihargai. Ibu-ibu Fakfak sudah dilecehkan oleh bawahannya, ini yang kami minta diperiksa, jika terbukti dihukum. Karena kami sebagai lembaga adat sudah dilecehkan oleh oknum Polwan tersebut," katanya.

Diketahui, pada 14 Agustus 2013 lalu sebanyak 150 warga dari berbagai kampung di Fakfak ingin penuhi undangan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) setempat guna hadiri acara Parade Budaya pada esok harinya. Ratusan warga yang terdiri dari kaum muda dan dewasa baik laki dan perempuan terkena sweeping dari aparat kepolisian setempat.

Beberapa diantaranya diperiksa. Termasuk yang gunakan kendaraan dan tidak miliki SIM ditahan. Mereka semua digelandang ke Mapolres Fakfak, kaum perempuan kemudian diperiksa oleh beberapa oknum Polwan. Yang kemudian dalam pengakuan warga khususnya kaum perempuan kepada Elsham Papua bahwa pakaian mereka dilucuti.

"Saya dipaksa masuk dalam ruangan, disana ada dua orang Polwan. Polwan bernama Anti langsung buka pakaian saya dan resleting celana hingga molor, juga Polwan bernama Jaqlin periksa saya," kata Rosita salah satu korban pemeriksaan kedua oknum polwan tersebut kepada Elsham Papua. N Sunarto

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor :
Copyright © ANTARA 2024