Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani meminta untuk jangan membawa-bawa nama Presiden Joko Widodo terkait restu untuk koalisi partai politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Muzani melontarkan hal itu merespons pertanyaan wartawan terkait ada atau tidaknya restu Jokowi terhadap bergabungnya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
"Jadi, jangan bawa-bawa 'Pak Lurah', jangan bawa-bawa Presiden (Jokowi), karena ini adalah ranah partai politik," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia mengamini pernyataan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023, yang mengatakan bahwa dirinya bukan "Pak Lurah" dan ketua umum partai untuk menentukan bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres).
"Pak Jokowi-nya saja kan sudah ngomong, enggak ada 'lurah-lurahan'," tegasnya.
Lebih lanjut, Muzani menjelaskan bahwa bergabungnya Partai Golkar dan PAN ke Koalisi KIR karena kedua partai tersebut memahami dan melihat visi bakal capres Prabowo Subianto membawa Indonesia ke arah lebih baik.
"Kedua partai memahami, melihat bahwa Pak Prabowo memiliki cara pandang, visi, yang bisa mempersatukan Indonesia, yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, yang bisa mengangkat harkat dan martabat keadilan sosial, dan bisa memberantas kemiskinan," ucapnya.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan bahwa dia mengetahui kerap disebut sebagai "Pak Lurah" dan dijadikan sebagai tameng oleh sejumlah pihak yang berkepentingan politik menjelang Pilpres 2024.
"Kita saat ini sudah memasuki tahun politik. Suasananya sudah hangat-hangat kuku dan sedang tren ini di kalangan politisi dan parpol. Setiap ditanya soal siapa capres, cawapresnya, jawabannya 'Belum ada arahan (dari) Pak Lurah'," kata Jokowi.
Jokowi lalu menegaskan bahwa dirinya bukan "Pak Lurah", melainkan presiden Republik Indonesia. Dia menegaskan pula bahwa dia bukanlah ketua umum suatu partai politik.
"Ternyata 'Pak Lurah' itu kode; tapi perlu saya tegaskan, saya ini bukan ketua umum parpol, bukan ketua umum partai politik, bukan juga koalisi partai, dan sesuai ketentuan undang-undang, yang menentukan capres dan cawapres itu parpol dan koalisi parpol," ujar Jokowi.
Partai Golkar, PAN, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi berkoalisi bersama Partai Gerindra mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024. Deklarasi dan tanda tangan kerja sama keempat partai politik tersebut dilaksanakan di Museum Naskah Proklamasi di Jakarta Pusat, Minggu (13/8).
Muzani melontarkan hal itu merespons pertanyaan wartawan terkait ada atau tidaknya restu Jokowi terhadap bergabungnya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
"Jadi, jangan bawa-bawa 'Pak Lurah', jangan bawa-bawa Presiden (Jokowi), karena ini adalah ranah partai politik," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia mengamini pernyataan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023, yang mengatakan bahwa dirinya bukan "Pak Lurah" dan ketua umum partai untuk menentukan bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres).
"Pak Jokowi-nya saja kan sudah ngomong, enggak ada 'lurah-lurahan'," tegasnya.
Lebih lanjut, Muzani menjelaskan bahwa bergabungnya Partai Golkar dan PAN ke Koalisi KIR karena kedua partai tersebut memahami dan melihat visi bakal capres Prabowo Subianto membawa Indonesia ke arah lebih baik.
"Kedua partai memahami, melihat bahwa Pak Prabowo memiliki cara pandang, visi, yang bisa mempersatukan Indonesia, yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, yang bisa mengangkat harkat dan martabat keadilan sosial, dan bisa memberantas kemiskinan," ucapnya.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan bahwa dia mengetahui kerap disebut sebagai "Pak Lurah" dan dijadikan sebagai tameng oleh sejumlah pihak yang berkepentingan politik menjelang Pilpres 2024.
"Kita saat ini sudah memasuki tahun politik. Suasananya sudah hangat-hangat kuku dan sedang tren ini di kalangan politisi dan parpol. Setiap ditanya soal siapa capres, cawapresnya, jawabannya 'Belum ada arahan (dari) Pak Lurah'," kata Jokowi.
Jokowi lalu menegaskan bahwa dirinya bukan "Pak Lurah", melainkan presiden Republik Indonesia. Dia menegaskan pula bahwa dia bukanlah ketua umum suatu partai politik.
"Ternyata 'Pak Lurah' itu kode; tapi perlu saya tegaskan, saya ini bukan ketua umum parpol, bukan ketua umum partai politik, bukan juga koalisi partai, dan sesuai ketentuan undang-undang, yang menentukan capres dan cawapres itu parpol dan koalisi parpol," ujar Jokowi.
Partai Golkar, PAN, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi berkoalisi bersama Partai Gerindra mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024. Deklarasi dan tanda tangan kerja sama keempat partai politik tersebut dilaksanakan di Museum Naskah Proklamasi di Jakarta Pusat, Minggu (13/8).