Jakarta (ANTARA) - Kader persyarikatan Muhammadiyah siap menjadi pandu digital untuk memberikan literasi digital kepada masyarakat dalam menghadapi disrupsi digital yang terjadi pada semua lini kehidupan.
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah Dr. Muchlas M.T., mengemukakan hal itu dalam sambutan Seminar dan Workshop Pembentukan Pandu Digital Kolaborasi Kementerian Kominfo dan PP Muhammadiyah di Jakarta, Sabtu.
Muchlas mengatakan pembentukan pandu digital diikuti oleh pimpinan majelis, lembaga dan biro serta perwakilan organisasi otonom, pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Jabodetabek, pimpinan PTM Yogyakarta, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta.
Rektor Universitas Muhammadiyah (UAD) Yogyakarta ini mengatakan kerja sama terkait transformasi digital MPI dengan Kemkominfo sangat bermanfaat karena Muhammadiyah memiliki banyak AUM, terdiri atas PTM dan Aisyiyah, sekolah dasar hingga PAUD.
"Kita memiliki 171 PTM, sepertiganya berbentuk universitas. Ini jadi sasaran literasi digital, ribuan SMP dan tingkat madrasah tsanawiyah (MTs), PAUD dan TK lebih dari 20 ribu," katanya.
Dia mengatakan Muhammadiyah masih kekurangan pemandu literasi digital. "Pelatihan ini penting karena kita menghadapi disrupsi teknologi di semua lini termasuk dunia pendidikan sehingga perlu literasi digital," katanya.
Dia mengatakan pabrik saat ini sudah meninggalkan revolusi industri 4.0 dan sudah memasuki revolusi industri 5.0, namun bentuknya belum jelas. Akan tetapi, basisnya personalisasi dengan fungsi manusia mulai dilibatkan.
"Oleh karena itu, dari tiga aspek revolusi industri 5.0, peran manusia mulai didominasikan, robot hanya membantu manusia, bukan mengganti manusia sehingga literasi digital sangat diperlukan dalam membekali seluruh lapisan khususnya dalam bidang pendidikan. Sekolah-sekolah harus dibekali sehingga perlu disiapkan para pemandu untuk sekolah-sekolah dan PTM," katanya.
Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kemkominfo Bambang Tri Santoso mengatakan Kemkominfo sedang gencar melakukan gerakan literasi digital.
"Ini penting karena indeks literasi digital kita masih tertinggal. Untuk ketertinggalan itu mari sama-sama berkolaborasi karena Muhammadiyah merupakan organisasi yang besar untuk membantu pemerintah melaksanakan literasi digital," katanya.
Bambang mengatakan pandu digital adalah fasilitator untuk pendamping masyarakat pendidikan, wisata, UMKM, petani nelayan dan pendampingan desa.
"Pandu digital juga concern melakukan literasi pandu digital ke masyarakat. Kami berterima kasih Muhammadiyah tanggap cakap digital, aman digital, budaya digital, etika digital," katanya.
Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Dadang Kahmad mengapresiasi kegiatan yang merupakan kolaborasi sangat bagus antara Muhammadiyah dengan Kemkominfo.
"Kelemahan literasi bukan hanya di Muhammadiyah tetapi seluruh bangsa kita. Dari 1000 orang hanya seorang yang melek membaca. Di Muhammadiyah sendiri sedang menjalankan digitalisasi, dimulai seminar pra-muktamar di UAD. Bagaimana lima tahun ke depan menyukseskan digitalisasi di Muhammadiyah," katanya.
Hadir sebagai pembicara pada acara tersebut, di antaranya Guru Besar Fisip Unair Prof. Dr. Henry Subiakto dan Direktur TVMU Dr. Makroen Sanjaya.
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah Dr. Muchlas M.T., mengemukakan hal itu dalam sambutan Seminar dan Workshop Pembentukan Pandu Digital Kolaborasi Kementerian Kominfo dan PP Muhammadiyah di Jakarta, Sabtu.
Muchlas mengatakan pembentukan pandu digital diikuti oleh pimpinan majelis, lembaga dan biro serta perwakilan organisasi otonom, pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Jabodetabek, pimpinan PTM Yogyakarta, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta.
Rektor Universitas Muhammadiyah (UAD) Yogyakarta ini mengatakan kerja sama terkait transformasi digital MPI dengan Kemkominfo sangat bermanfaat karena Muhammadiyah memiliki banyak AUM, terdiri atas PTM dan Aisyiyah, sekolah dasar hingga PAUD.
"Kita memiliki 171 PTM, sepertiganya berbentuk universitas. Ini jadi sasaran literasi digital, ribuan SMP dan tingkat madrasah tsanawiyah (MTs), PAUD dan TK lebih dari 20 ribu," katanya.
Dia mengatakan Muhammadiyah masih kekurangan pemandu literasi digital. "Pelatihan ini penting karena kita menghadapi disrupsi teknologi di semua lini termasuk dunia pendidikan sehingga perlu literasi digital," katanya.
Dia mengatakan pabrik saat ini sudah meninggalkan revolusi industri 4.0 dan sudah memasuki revolusi industri 5.0, namun bentuknya belum jelas. Akan tetapi, basisnya personalisasi dengan fungsi manusia mulai dilibatkan.
"Oleh karena itu, dari tiga aspek revolusi industri 5.0, peran manusia mulai didominasikan, robot hanya membantu manusia, bukan mengganti manusia sehingga literasi digital sangat diperlukan dalam membekali seluruh lapisan khususnya dalam bidang pendidikan. Sekolah-sekolah harus dibekali sehingga perlu disiapkan para pemandu untuk sekolah-sekolah dan PTM," katanya.
Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kemkominfo Bambang Tri Santoso mengatakan Kemkominfo sedang gencar melakukan gerakan literasi digital.
"Ini penting karena indeks literasi digital kita masih tertinggal. Untuk ketertinggalan itu mari sama-sama berkolaborasi karena Muhammadiyah merupakan organisasi yang besar untuk membantu pemerintah melaksanakan literasi digital," katanya.
Bambang mengatakan pandu digital adalah fasilitator untuk pendamping masyarakat pendidikan, wisata, UMKM, petani nelayan dan pendampingan desa.
"Pandu digital juga concern melakukan literasi pandu digital ke masyarakat. Kami berterima kasih Muhammadiyah tanggap cakap digital, aman digital, budaya digital, etika digital," katanya.
Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Dadang Kahmad mengapresiasi kegiatan yang merupakan kolaborasi sangat bagus antara Muhammadiyah dengan Kemkominfo.
"Kelemahan literasi bukan hanya di Muhammadiyah tetapi seluruh bangsa kita. Dari 1000 orang hanya seorang yang melek membaca. Di Muhammadiyah sendiri sedang menjalankan digitalisasi, dimulai seminar pra-muktamar di UAD. Bagaimana lima tahun ke depan menyukseskan digitalisasi di Muhammadiyah," katanya.
Hadir sebagai pembicara pada acara tersebut, di antaranya Guru Besar Fisip Unair Prof. Dr. Henry Subiakto dan Direktur TVMU Dr. Makroen Sanjaya.