Makassar (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin meminta jajaran Pemerintah Provinsi bergerak cepat mengantisipasi laju inflasi dan ketahanan pangan di wilayah itu.

"Upaya yang dilakukan di antaranya gerakan menanam cabai di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintahan Provinsi Sulsel, kembangkan teknologi jaringan kultur dan koordinasikan pengelola moda transportasi untuk menekan biaya tiket perjalanan, barang dan jasa",  ucapnya pada Rapat Koordinasi Penanganan Inflasi dan Dampak El Nino di Makassar, Senin.

Ia menjelaskan, selama ini pelabuhan barang hanya bertumpu pada pantai barat sedangkan infrastruktur pelabuhan barang di pantai timur belum ada satupun, sehingga turut memicu tingginya biaya pengangkutan barang.

"Bayangkan kalau komoditi bawang jika dikirim melalui Pelabuhan Makassar dan Pelabuhan Parepare di pantai barat ke pantai timur, maka biaya angkutan pun akan meningkat sehingga Pemprov Sulsel akan mengkoordinasikan pada pengelola jasa transportasi," jelasnya.

Lebih lanjut Bahtiar mengatakan, pemanfaatan lahan kering dan lahan basah hingga hilir di daerah ini perlu dikelola melalui mekanisasi pertanian modern. Oleh karena itu, ia usulkan pengembangan jaringan kultur.

"Pengembangan jaringan kultur saya nilai efektif dikelola untuk meningkatkan produktivitas komoditi pangan," imbuhnya.

Meski demikian, Bahtiar menggalakkan gerakan menanam cabai dan akan memastikan cadangan komoditi hortikultura seperti cabe, pisang, bawang putih, dan sebagainya.

"Melalui gerakan menanam cabai kami akan memastikan cadangan pangan komoditi hortikultura. Jangan sampai pertemuan inflasi ini hanya sekedar rapat saja dan tidak punya efektivitas terhadap menurunnya angka inflasi," jelasnya.

Ia mengatakan, inflasi di Sulsel berada pada kisaran 3,53 persen atau secara nasional berada pada interval 2 - 4 persen.

Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan Sulsel tanggal 6 September 2023, inflasi tahunan pada Triwulan II 2023 disumbang oleh Kelompok Transportasi, khususnya komoditas bensin, angkutan udara, tarif kendaraan online, angkutan dalam dan luar kota, serta solar.

Diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, khususnya pada komoditas beras, telur ayam ras, rokok kretek filter, dan ikan-ikanan.

Kenaikan harga tersebut secara tahunan dipengaruhi oleh peningkatan permintaan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, serta kebijakan pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak September 2022.

Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga cabai rawit, minyak goreng, tomat, bawang merah, cabai merah, dan beberapa jenis sayuran seiring kondisi pasokan yang lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024