Makassar, Sulsel (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Takalar, Sulsel, mendorong pengembangan program Ternak Unggulan Inseminasi Buatan (Tunggu Intan) untuk memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
"Program inseminasi buatan (IB), yang sudah masuk Oktober 2002 hingga saat ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Takalar. Karena itu, program 'Tunggu Intan' terus dikembangkan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Takalar Sukwansyah di Takalar, Sulsel, Rabu.
Dia mengatakan dalam penerapan program tersebut masyarakat diimbau untuk cepat merespons bagi yang memiliki ternak besar seperti sapi agar ternaknya diberikan IB.
"Jadi, kalau ada gejala ternaknya sudah masa birahi agar segera menginformasikan ke penyuluh atau pendamping dari Dinas Peternakan untuk diberikan IB," katanya.
Dengan pemberian IB pada ternak sapi betina dewasa, lanjut dia, akan memberikan potensi ekonomi yang sangat besar pada peternak. Pasalnya, ternak hasil IB yang berumur satu hingga dua tahun itu sudah memiliki nilai jual Rp10 juta per ekor.
Sementara sapi tanpa IB dengan usia yang sama hanya memiliki nilai jual Rp5 juta per ekor.
"Jadi, sangat jauh perbandingannya, karena harga sapi IB dua kali lipat dibanding sapi tanpa IB," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, selain mengimbau peternak untuk mau memberikan IB pada ternaknya, juga disosialisasikan tanda-tanda atau ciri-ciri ternak yang sedang birahi, sehingga dapat segera melaporkan ke petugas.
Mengenai populasi sapi di Kabupaten Takalar berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Takalar, hingga saat ini tercatat sekitar 40 ribu ekor. Jumlah tersebut umumnya merupakan ternak yang dikembangkan masyarakat setempat.
"Program inseminasi buatan (IB), yang sudah masuk Oktober 2002 hingga saat ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Takalar. Karena itu, program 'Tunggu Intan' terus dikembangkan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Takalar Sukwansyah di Takalar, Sulsel, Rabu.
Dia mengatakan dalam penerapan program tersebut masyarakat diimbau untuk cepat merespons bagi yang memiliki ternak besar seperti sapi agar ternaknya diberikan IB.
"Jadi, kalau ada gejala ternaknya sudah masa birahi agar segera menginformasikan ke penyuluh atau pendamping dari Dinas Peternakan untuk diberikan IB," katanya.
Dengan pemberian IB pada ternak sapi betina dewasa, lanjut dia, akan memberikan potensi ekonomi yang sangat besar pada peternak. Pasalnya, ternak hasil IB yang berumur satu hingga dua tahun itu sudah memiliki nilai jual Rp10 juta per ekor.
Sementara sapi tanpa IB dengan usia yang sama hanya memiliki nilai jual Rp5 juta per ekor.
"Jadi, sangat jauh perbandingannya, karena harga sapi IB dua kali lipat dibanding sapi tanpa IB," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, selain mengimbau peternak untuk mau memberikan IB pada ternaknya, juga disosialisasikan tanda-tanda atau ciri-ciri ternak yang sedang birahi, sehingga dapat segera melaporkan ke petugas.
Mengenai populasi sapi di Kabupaten Takalar berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Takalar, hingga saat ini tercatat sekitar 40 ribu ekor. Jumlah tersebut umumnya merupakan ternak yang dikembangkan masyarakat setempat.