Makassar, (Antara Sulsel) - Ketua BEM Universitas Sawerigading periode 2013/2014, Sapri Sangkala, lahir di Makassar 1 April 1988. Dia berasal dari keluarga sederhana dengan sepenggal kisah kehidupan yang mengharukan. Menjadi anak yatim di usia 3 tahun,  harus tertatih-tatih sebelum meraih status mahasiswa.

Hidup dari tetesan  keringat  ibu yang hanya berjualan serabutan,  tak membuatnya putus harapan menempuh jenjang pendidikan formal.  Tekanan ekonomi dan deraan kemiskinan menjadikan dia harus putus sekolah di tengah jalan.  

Ketika duduk di kelas 2 SLTP Paket B, harus putus di tengah jalan  lantaran tidak ada lagi biaya buat melanjutkan pendidikan. Di usianya 13 tahun, dia harus membantu ibunya  menafkahi kedua adiknya,  yang masih sekolah dengan berjualan koran sembari menabung untuk ikut ujian paket.

Dorongan jiwa  menjadi seorang mahasiswa muncul ketika sedang  berjualan koran di kampus UNHAS Tamalanrea 2004-2008, bertemu temannya yang sudah berstatus mahasiswa, terbesit di dalam hatinya untuk bisa seperti temannya itu.

Akhirnya dia  kembali melanjutkan pendidikan walaupun hanya melalui program  Kejar Paket C, setara SMU.  Setelah lulus paket itu, melanjutkan cita-cita menjadi seorang mahasiswa. Karena masalah ekonomi  terbatas, dia  memilih kuliah sambil kerja dan memilih kuliah di Universitas Sawerigading FISIP, Prodi Administrasi Negara  2011/2012.

Kuliah sambil kerja tak menghalangi  aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM). Setelah semester 5, pria asli Makassar ini diusung oleh teman-temannya maju bertarung sebagai calon ketua BEM, 8-10 Nopember 2013.  Dan pada akhirnya,  dia terpilih menjadi ketua BEM 2013/2014.  

Rutinitasnya kini, bekerja selaku cleaning service di RS Ibnu Sina Makassar sejak 2008 sampai sekarang. Membagi waktu bekerja dan kuliah tetap dilakoni sampai hari ini. Jika ada kegiatan kampus mendesak, sering harus minta izin kepada pimpinannya dan diberi keleluasaan untuk lanjut studi, katanya.

Program kerja  ingin dilaksanakan tidaklah terlalu banyak, baginya biarpun cuma satu kegiatan selama kepengurusan,asalkan kegiatan tersebut mampu meninggalkan kesan baik di mata civitas akademika maupun di mata masyarakat tentunya.  Kegiatan ingin laksanakan ialah seminar pendidikan nasional dan tidak menutup kemungkinan itulah, jadi kegiatan satu-satunya. Kegiatan tersebut menjadi prioritas utama dan berharap dapat terwujud.   


Pewarta : Yahya Mustafa *
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024