Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyiapkan skema bisnis hulu ke hilir dalam mengatasi persoalan yang dihadapi petani bawang merah di Kabupaten Enrekang, mulai harga bibit yang mahal hingga tidak adanya kepastian harga pascapanen.
Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar dalam pertemuan di Rujab Enrekang, Rabu, mengaku telah menginstruksikan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Pemprov Sulsel agar bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Enrekang, untuk menyiapkan skema bisnis yang tepat bagi para petani bawang merah di Enrekang.
"Para petani kita harus mendapatkan kepastian harga dan pasar. Mereka juga harus diajarkan cara bertani modern, yang mengedepankan ilmu pengetahuan. Bibit, pupuk, air, semua harus tersedia," ujarnya dalam acara silaturahmi Penjabat Gubernur Sulsel bersama Forkopimda, Pimpinan OPD, Camat, Lurah, Kepala Desa, dan Tokoh Masyarakat itu..
Ia mengungkapkan bahwa harus ada skema bisnis khusus untuk komoditi bawang merah. Supaya semua ada kepastian harga, dan memutus mata rantai tengkulak yang merugikan para petani.
"Bertani bukan hanya semangat saja, tapi harus menggunakan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baik. Supaya bisa menghasilkan hasil pertanian yang melimpah," katanya
Bahtiar mengaku sengaja membawa semua tim dari seluruh OPD di Pemprov Sulsel, agar bisa berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah daerah.
Ia menekankan anggaran pemerintah yang dikeluarkan harus memberikan manfaat yang lebih besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Ia juga mengungkapkan rencananya mengembangkan pisang cavendish di Enrekang, dengan berbasis kecamatan. Memanfaatkan lahan-lahan tidur, yang selama ini tidak menghasilkan.
Sementara itu, Pj Bupati Enrekang Baba menyampaikan bahwa untuk mendukung program prioritas Pj Gubernur Bahtiar dalam budidaya pisang, pihaknya menyiapkan lahan 500 hektare. Ia mengungkapkan, saat ini uang berputar di Kabupaten Enrekang mencapai Rp3 triliun setiap tahun.
"Kami siap mendukung program prioritas Bapak Gubernur Sulsel dengan menyiapkan lahan untuk budidaya pisang cavendish," kata Baba.
Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar dalam pertemuan di Rujab Enrekang, Rabu, mengaku telah menginstruksikan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Pemprov Sulsel agar bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Enrekang, untuk menyiapkan skema bisnis yang tepat bagi para petani bawang merah di Enrekang.
"Para petani kita harus mendapatkan kepastian harga dan pasar. Mereka juga harus diajarkan cara bertani modern, yang mengedepankan ilmu pengetahuan. Bibit, pupuk, air, semua harus tersedia," ujarnya dalam acara silaturahmi Penjabat Gubernur Sulsel bersama Forkopimda, Pimpinan OPD, Camat, Lurah, Kepala Desa, dan Tokoh Masyarakat itu..
Ia mengungkapkan bahwa harus ada skema bisnis khusus untuk komoditi bawang merah. Supaya semua ada kepastian harga, dan memutus mata rantai tengkulak yang merugikan para petani.
"Bertani bukan hanya semangat saja, tapi harus menggunakan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baik. Supaya bisa menghasilkan hasil pertanian yang melimpah," katanya
Bahtiar mengaku sengaja membawa semua tim dari seluruh OPD di Pemprov Sulsel, agar bisa berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah daerah.
Ia menekankan anggaran pemerintah yang dikeluarkan harus memberikan manfaat yang lebih besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Ia juga mengungkapkan rencananya mengembangkan pisang cavendish di Enrekang, dengan berbasis kecamatan. Memanfaatkan lahan-lahan tidur, yang selama ini tidak menghasilkan.
Sementara itu, Pj Bupati Enrekang Baba menyampaikan bahwa untuk mendukung program prioritas Pj Gubernur Bahtiar dalam budidaya pisang, pihaknya menyiapkan lahan 500 hektare. Ia mengungkapkan, saat ini uang berputar di Kabupaten Enrekang mencapai Rp3 triliun setiap tahun.
"Kami siap mendukung program prioritas Bapak Gubernur Sulsel dengan menyiapkan lahan untuk budidaya pisang cavendish," kata Baba.