Surabaya (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini selama setahun terakhir, dalam upaya membebaskan masyarakat kurang mampu dari ketergantungan sebagai penerima bantuan sosial, telah "melahirkan" sebanyak 7.814 Pahlawan Ekonomi Nusantara.
Mantan Wali Kota Surabaya itu mengisahkan tepat setahun yang lalu menggulirkan program Pahlawan Ekonomi Nusantara, yaitu dengan memberi pelatihan kerja termasuk manajemennya untuk mencetak pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di berbagai bidang.
"Pesertanya dari kalangan masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia yang biasanya terdaftar sebagai penerima bantuan sosial, termasuk penyandang disabilitas dan juga pekerja migran yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang atau TPPO," katanya kepada wartawan usai merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 Program Pahlawan Ekonomi Nusantara di Surabaya, Sabtu sore.
Bahkan seringkali Mensos Risma merekrutnya sendiri dari orang-orang yang ditemukan menggelandang di jalanan, yang kemudian dimasukkan ke balai pelatihan kerja milik kemensos yang tersebar di berbagai daerah.
Kemudian ketika dirasa sudah mampu diberi bantuan sosial untuk dituntut membuka usaha secara mandiri.
"Sebanyak 7.800 lebih penerima manfaat Pahlawan Ekonomi Nusantara itu campuran. Ada penyandang disabilitas dan juga korban TPPO," ujarnya.
Mensos Risma mengaku berkesan dengan semua penerima manfaat dalam proses mencetaknya menjadi pahlawan ekonomi Nusantara.
"Karena dulu bayangan saya, misalnya kalau penyandang disabilitas itu bakal selamanya kita bantu, maksudnya hanya diberi bantuan sosial. Ternyata melalui Program Pahlawan Ekonomi Nusantara banyak yang bisa keluar dari ketergantungan sebagai penerima bantuan sosial," ucapnya.
Sejumlah penerima manfaat dari kalangan penyandang disabilitas dan korban TPPO diundang saat perayaan setahun program Pahlawan Ekonomi Nusantara di Surabaya. Mayoritas membuka usaha makanan dan minuman di tempat tinggal asalnya masing-masing.
Mereka kini menyatakan telah mandiri dan mampu menghidupi keluarganya. Paling sedikit mengaku mendapat keuntungan bersih rata-rata Rp4 - 6 juta per bulan. Ada pula yang omzetnya mencapai Rp20 - 32 juta per bulan.
Mantan Wali Kota Surabaya itu mengisahkan tepat setahun yang lalu menggulirkan program Pahlawan Ekonomi Nusantara, yaitu dengan memberi pelatihan kerja termasuk manajemennya untuk mencetak pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di berbagai bidang.
"Pesertanya dari kalangan masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia yang biasanya terdaftar sebagai penerima bantuan sosial, termasuk penyandang disabilitas dan juga pekerja migran yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang atau TPPO," katanya kepada wartawan usai merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 Program Pahlawan Ekonomi Nusantara di Surabaya, Sabtu sore.
Bahkan seringkali Mensos Risma merekrutnya sendiri dari orang-orang yang ditemukan menggelandang di jalanan, yang kemudian dimasukkan ke balai pelatihan kerja milik kemensos yang tersebar di berbagai daerah.
Kemudian ketika dirasa sudah mampu diberi bantuan sosial untuk dituntut membuka usaha secara mandiri.
"Sebanyak 7.800 lebih penerima manfaat Pahlawan Ekonomi Nusantara itu campuran. Ada penyandang disabilitas dan juga korban TPPO," ujarnya.
Mensos Risma mengaku berkesan dengan semua penerima manfaat dalam proses mencetaknya menjadi pahlawan ekonomi Nusantara.
"Karena dulu bayangan saya, misalnya kalau penyandang disabilitas itu bakal selamanya kita bantu, maksudnya hanya diberi bantuan sosial. Ternyata melalui Program Pahlawan Ekonomi Nusantara banyak yang bisa keluar dari ketergantungan sebagai penerima bantuan sosial," ucapnya.
Sejumlah penerima manfaat dari kalangan penyandang disabilitas dan korban TPPO diundang saat perayaan setahun program Pahlawan Ekonomi Nusantara di Surabaya. Mayoritas membuka usaha makanan dan minuman di tempat tinggal asalnya masing-masing.
Mereka kini menyatakan telah mandiri dan mampu menghidupi keluarganya. Paling sedikit mengaku mendapat keuntungan bersih rata-rata Rp4 - 6 juta per bulan. Ada pula yang omzetnya mencapai Rp20 - 32 juta per bulan.