Jakarta (ANTARA) - Hasil Matchday ketiga dari semua grup yang berakhir Rabu malam tadi, mengharuskan Indonesia meraih tiga poin dari laga terakhir Grup A melawan Maroko, agar lolos ke 16 besar Piala Dunia U-17 2023.

Maroko sendiri cukup memetik satu poin, tapi pastinya Maroko tak akan berjudi dengan hasil itu.

Semua dari empat tim dalam Grup A masih berpeluang lolos ke fase gugur. Hanya Ekuador yang menggenggam tiket lolos sebagai salah satu empat peringkat ketiga terbaik. Ekuador untuk sementara memuncaki grup ini dengan 4 poin.

Lima grup lainnya sudah meloloskan wakilnya ke 16 besar, bahkan Grup E sudah memastikan dua tim, yakni Amerika Serikat dan Prancis.

Empat tim lain yang sudah pasti masuk babak 16 besar adalah Spanyol dari Grup B, Inggris dari Grup C, Senegal dari Grup D, dan Jerman dari Grup F.

Spanyol kemungkinan besar didampingi Mali, Inggris kemungkinan didampingi Iran, Senegal kemungkinan disusul Argentina, dan Jerman kemungkinan ditemani Venezuela.

Dari Grup B, Uzbekistan menghadapi laga berat melawan Spanyol. Di atas kertas, Spanyol harusnya memenangkan laga ini. Tapi jika Uzbekistan membuat kejutan dengan mengalahkan Spanyol, maka Grup B bisa menghasilkan tiga tim yang mengoleksi 6 poin.

Hasil seri sudah cukup bagi Uzbekistan untuk masuk babak knockout sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik, sedangkan laga Mali melawan Kanada kemungkinan besar dimenangkan oleh Mali.

Dari Grup C, Iran hampir dipastikan mendampingi Inggris karena hampir pasti mengalahkan Kaledonia Baru yang menjadi tim paling lemah dalam turnamen ini dan sudah kebobolan 19 gol.

Dalam laga lain grup ini, Brazil dituntut minimal menahan seri Inggris. Kalah bisa memupus peluang sang juara bertahan, kecuali mayoritas peringkat tiga dari enam grup, mengumpulkan 3 poin. Dalam skenario ini, Brazil lolos dengan selisih gol sangat besar.

Grup ini juga berpotensi menciptakan tiga tim yang mengemas 6 poin jika Brazil mengalahkan Inggris.

Dari Grup D, walau menghadapi lawan berat Senegal dalam pertandingan terakhirnya, Jepang masih berpeluang ke fase gugur, minimal dengan hasil imbang. Laga lainnya antara Argentina dan Polandia kemungkinan dimenangkan Argentina.

Grup ini juga bisa menciptakan tiga tim yang mengumpulkan 6 poin, jika Jepang menumbangkan Senegal dan Argentina mengatasi Polandia.

Dari Grup E, Korea Selatan dan Burkina Faso akan bertarung menjaga asa mereka. Tapi, kemenangan tak akan berarti apa-apa jika peringkat ketiga dari empat grup lain mengemas minimal 4 poin.

Dari Grup F, Meksiko memiliki peluang lebih besar untuk menang ketimbang Selandia Baru yang sudah dua kali kalah dan kebobolan 6 gol. Peringkat ketiga dalam grup ini kemungkinan besar juga mengemas 4 poin.

Dengan demikian, hasil seri akan terlalu riskan bagi Indonesia karena kebanyakan peringkat ketiga di grup-grup lain akan mengemas minimal 4 poin.

Kecuali Jepang dikalahkan Senegal dan Uzbekistan dikalahkan Spanyol atau Korea Selatan gagal mengalahkan Burkina Faso dengan selisih 5 gol, hasil seri sudah cukup mengantarkan Garuda Muda ke babak 16 besar sebagai salah satu dari empat tim berperingkat tiga terbaik.

Namun, mengingat Indonesia bertanding lebih dulu ketimbang tim-tim itu, cara teraman bagi Garuda Muda adalah berinvestasi tiga poin dari Maroko.


Halaman berikutnya: Peluang Indonesia melawan Maroko Bagaimana melawan Maroko?

Jika melihat statistik pertandingan melawan Panama dan Ekuador, kekuatan Maroko terletak pada sisi kanan permainannya. Sebaliknya, sektor kiri membuat mereka memiliki celah kelemahan.

Sektor kanan Maroko andil dalam salah satu gol kala menaklukkan Panama 2-0, sebaliknya salah satu dari dua gol yang dibuat Ekuador di gawang Maroko berawal dari kesalahan sektor kiri tim asuhan Said Chiba itu.

Ekuador terlihat mengeksploitasi celah lemah Maroko di sektor kiri di mana mereka lebih banyak masuk ke sepertiga terakhir lapangan dari sektor ini, sehingga bisa menaklukkan tim yang sebelumnya memperdaya Panama itu.

Indonesia sendiri kuat di sektor kiri, namun pada pertandingan kedua melawan Panama, performa sayap kanan dan lini tengah meningkat.

Jika kekalahan Maroko dari Ekuador menjadi rujukan, Indonesia bisa meniru Ekuador mengoptimalkan sektor kanan untuk mengeksploitasi celah Maroko di sektor kiri.

Itu artinya, bek kanan Welber Jardim, gelandang Ji Dan-bin atau Achmad Zidan Arrosyid, dan winger Jehan Pahlevi atau Amar Brkic harus bermain lebih eksplosif dan lebih keras lagi.

Laga ini juga bisa menjadi duel antara sayap kiri Indonesia dengan sayap kanan Maroko, khususnya antara winger Riski Afrisal dengan bek kan Naofel al Hannach, atau antara bek kiri Habil Akbar dengan pemain sayap Abdel Hamid Maali.

Di lini tengah, Figo Denis akan berduel dengan Mohamed Katiba atau malah menghadapi duo Adam Boufandar dan El Mehdi Akoumi jika Maroko memasang dua gelandang bertahan.

Bima Sakti mungkin mempertahankan formasi 4-3-3 yang relatif efektif meredam tim-tim eksplosif seperti Panama dan Ekuador.

Sebaliknya, jika melihat hasil pertandingan melawan Ekuador, Maroko mungkin akan kembali ke formasi 4-2-3-1 seperti sewaktu melawan Panama, setelah pola 4-1-4-1 tak efektif mencetak poin dari Ekuador walau efektif meningkatkan performa semua sektor permainan Maroko.

Jika pola. 4-2-3-1  yang dipilih, pelatih Said Chiba akan kembali memasang gelandang Boufandar dan Akoumi sebagai poros ganda yang efektif meredam lawan dan juga membantu menciptakan peluang lebih banyak kala melawan Panama.

Namun formasi apa pun yang dipasang Said Chiba, Maroko kemungkinan menjadi tim yang lebih menekan ketimbang Garuda Muda. Mereka akan berusaha mengendalikan tempo permainan dan menentukan momentum sehingga bisa membuat peluang sebanyak mungkin.

Jika pola 4-2-3-1 dipakai Maroko, maka gelandang Ji-Da Bin bisa memanfaatkan celah lebar di bagian kanan tengah permainan Maroko sehingga bisa lebih leluasa memasok bola kepada Jehan Pahlevi atau Amar Brkic di sayap, atau langsung kepada bomber Arkhan Kaka.

Welber Jardim yang tampil impresif terutama saat melawan Panama bisa kembali aktif membantu serangan dari sayap kanan, selain menjinakkan Mohamed Hamony yang beroperasi di sayap kiri serangan Maroko.

Habil Akbar yang andil dalam meningkatkan efektivitas permainan Indonesia kemungkinan kembali menjadi starter, sedangkan Rizdjar Nurviat yang turut membuat sayap kiri Indonesia lebih aktif memasuki sektor kanan pertahanan lawan kala menghadapi Ekuador, menjadi cadangan.

Mereka bisa bermitra lagi dengan gelandang Kafiatur Rizky untuk menopang tusukan Riski Afrisal di sayap kiri serangan Indonesia.

Iqbal Gwijangge dan Sulthan Zaki tetap menjadi duo palang pintu tak tergantikan. Mereka efektif mengawal Ikram Al Giffari yang tampil menawan menjaga gawang Indonesia dalam dua laga sebelumnya, tapi sepertinya akan terus diganggu oleh Ayman Ennair atau Zakaria Ouzane yang mungkin menjadi ujung tombak Maroko.


Halaman berikut: Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan harus bermain lepas

Tak kalah penting dalam laga Kamis malam nanti adalah pentingnya Indonesia bermain lepas dan menikmati pertandingan seperti saat melawan Panama. Bima Sakti eksplisit menyatakan hal itu sebagai salah satu faktor meningkatnya performa tim asuhannya.

Dan memang, tatkala Iqbal Gwijangge cs menyingkirkan semua beban dari mereka, Indonesia tampil lebih tenang, lebih banyak menciptakan peluang, dan lebih bisa mengatur tempo seperti terlihat saat melawan Panama.

Tak kalah pentingnya adalah "pemain ke-12" atau suporter. Dukungan fanatik penonton yang mengisi semua kursi di Gelora Bung Tomo akan amat penting bagi timnas U-17 kita, Kamis malam nanti.

Pewarta : Jafar M Sidik
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024