Jakarta (ANTARA) - TNI Angkatan Laut mengharapkan pembelian kapal selam baru dapat terealisasi pada 2024 mengingat pada tahun ini Kementerian Pertahanan RI masih bernegosiasi dengan beberapa perusahaan asal Eropa, terutama Prancis dan Jerman.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali saat jumpa pers selepas peringatan Hari Armada 2023, di Jakarta, Selasa, menjelaskan TNI AL telah memberikan beberapa masukan, termasuk spesifikasi kapal selam yang dibutuhkan oleh Angkatan Laut.
“Kami memberikan beberapa masukan terkait kapal selam ini, rata-rata dari Eropa yang cukup bagus. Ini masih menjadi perbincangan dan pembahasan di Kementerian Pertahanan RI. Mudah-mudahan bisa dalam waktu dekat, minimal 2024, sudah bisa kontrak (efektif, red.). Itu harapan kami untuk kapal selam,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers di lokasi peringatan Hari Armada 2023 di Kesatrian Pondok Dayung, Jakarta itu.
Dia melanjutkan beberapa spesifikasi yang dibutuhkan TNI AL untuk kapal selam, diantaranya terkait daya tahan menyelam (endurance) dan kemampuan untuk menyelam dalam senyap.
“Kapal selam kami butuh tentunya yang senyap, kemudian yang tahan lama. Artinya, endurance-nya, ketahanlamaan menyelamnya lebih lama. Itu yang kami inginkan. Ini ada beberapa pilihan kapal selam, dan itu semua masuk dalam kriteria spek-spek (spesifikasi, red.) yang kami ajukan ke Kemhan, dan opsreq (operational requirement) yang kami ajukan ke Kemhan,” kata Ali.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali (tengah) menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas acara peringatan Hari Armada 2023 di dermaga Kesatrian Pondok Dayung TNI AL di Jakarta, Selasa (5/12/2023). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.
TNI AL sejauh ini diperkuat oleh empat unit kapal selam, sementara targetnya sebagaimana dicanangkan dalam kekuatan pokok minimum (MEF), minimal sampai akhir 2024 ada 12 unit kapal selam.
Empat kapal selam yang saat ini memperkuat TNI AL, yaitu KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Kementerian Pertahanan RI saat ini masih bernegosiasi untuk kerja sama pembelian kapal selam dengan perusahaan-perusahaan Eropa, termasuk dengan Naval Group dari Prancis yang menawarkan kapal selam Scorpene Class, dan dengan Thyssen-Krupp Marine Systems (TKMS) Jerman yang menawarkan kapal selam Type 212 dan Type 214.
Dari rangkaian negosiasi itu, Kemhan RI sejauh ini belum menentukan pilihan.
CEO Naval Group Pierre Eric Pommellet pada 9 November 2023 terbang langsung dari Prancis ke Indonesia untuk menemui Kementerian Pertahanan RI yang diwakili oleh Wakil Menteri Pertahanan RI M. Herindra di Jakarta.
Keduanya kembali membahas kerja sama pembelian kapal selam, yang mana Indonesia mengajukan perlunya adanya alih teknologi untuk industri pertahanan RI, yaitu PT PAL jika nantinya Kemhan RI memilih Naval Group sebagai mitra kerja sama pembelian kapal selam baru untuk TNI AL.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali saat jumpa pers selepas peringatan Hari Armada 2023, di Jakarta, Selasa, menjelaskan TNI AL telah memberikan beberapa masukan, termasuk spesifikasi kapal selam yang dibutuhkan oleh Angkatan Laut.
“Kami memberikan beberapa masukan terkait kapal selam ini, rata-rata dari Eropa yang cukup bagus. Ini masih menjadi perbincangan dan pembahasan di Kementerian Pertahanan RI. Mudah-mudahan bisa dalam waktu dekat, minimal 2024, sudah bisa kontrak (efektif, red.). Itu harapan kami untuk kapal selam,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers di lokasi peringatan Hari Armada 2023 di Kesatrian Pondok Dayung, Jakarta itu.
Dia melanjutkan beberapa spesifikasi yang dibutuhkan TNI AL untuk kapal selam, diantaranya terkait daya tahan menyelam (endurance) dan kemampuan untuk menyelam dalam senyap.
“Kapal selam kami butuh tentunya yang senyap, kemudian yang tahan lama. Artinya, endurance-nya, ketahanlamaan menyelamnya lebih lama. Itu yang kami inginkan. Ini ada beberapa pilihan kapal selam, dan itu semua masuk dalam kriteria spek-spek (spesifikasi, red.) yang kami ajukan ke Kemhan, dan opsreq (operational requirement) yang kami ajukan ke Kemhan,” kata Ali.
TNI AL sejauh ini diperkuat oleh empat unit kapal selam, sementara targetnya sebagaimana dicanangkan dalam kekuatan pokok minimum (MEF), minimal sampai akhir 2024 ada 12 unit kapal selam.
Empat kapal selam yang saat ini memperkuat TNI AL, yaitu KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Kementerian Pertahanan RI saat ini masih bernegosiasi untuk kerja sama pembelian kapal selam dengan perusahaan-perusahaan Eropa, termasuk dengan Naval Group dari Prancis yang menawarkan kapal selam Scorpene Class, dan dengan Thyssen-Krupp Marine Systems (TKMS) Jerman yang menawarkan kapal selam Type 212 dan Type 214.
Dari rangkaian negosiasi itu, Kemhan RI sejauh ini belum menentukan pilihan.
CEO Naval Group Pierre Eric Pommellet pada 9 November 2023 terbang langsung dari Prancis ke Indonesia untuk menemui Kementerian Pertahanan RI yang diwakili oleh Wakil Menteri Pertahanan RI M. Herindra di Jakarta.
Keduanya kembali membahas kerja sama pembelian kapal selam, yang mana Indonesia mengajukan perlunya adanya alih teknologi untuk industri pertahanan RI, yaitu PT PAL jika nantinya Kemhan RI memilih Naval Group sebagai mitra kerja sama pembelian kapal selam baru untuk TNI AL.