Jayapura (ANTARA Sulsel) - Salah satu politikus dan tokoh masyarakat di Papua, Demas Patty, menilai bahwa lembaga pendidikan pariwisata sangat penting hadir di daerah tersebut guna menyongsong pasar bebas ASEAN 2015.

"Papua memiliki kelebihan di bidang pariwisata untuk itu sudah saatnya ada lembaga pendidikan atau tempat kursus yang bergerak di bidang itu, selain pendidikan tinggi yang ada," kata Demas Patty kepada Antara Jayapura, Selasa.

Ia mengatakan bidang pariwisata di Papua masih banyak membutuhkan tenaga-tenaga yang terampil, yang punya keahlian di bidangnya. Sehingga nantinya bisa menjawab pangsa pasar yang ada. 

"Beberapa pihak selalu mengeluhkan bahwa di Papua memiliki keindahan alam yang bagus, memiliki hotel dan pusat perbelanjaan tetapi kebutuhan akan tenaga kerja lokal, asli Papua yang masih minim," katanya.

Untuk itu pihaknya berencana membuka lembaga pendidikan pariwisata di Kota Jayapura pada Februari mendatang. "Guna menjawab kebutuhan tenaga-tenaga terampil, berpengalaman dan miliki kompetensi di bidangnya, saya akan membuka lembaga pendidikan pariwisata di Kotaraja dengan nama Mawar Sharon," katanya.
Dengan begitu, kata Demas Patty yang juga caleg DPRD Papua dari partai NasDem mengatakan kebutuhan tenaga di bidang pariwisata bisa terjawab. 

"Paling tidak, kita bisa cetak tenaga-tenaga yang terampil bagi dunia pariwisata. Pemerintah Papua juga harus perhatikan masalah ini, pariwisata juga bisa datangkan pendapatan bagi daerah, anak-anak Papua bisa terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga tidak jadi penonton di daerahnya sendiri," katanya.

Terkait lembaga pendidikan pariwisata yang akan dibuka olehnya, Demas Patty sampaikan bahwa hal itu datang dari perenungan dirinya terhadap kerja keras orang tua-tua dahulu dari Maluku dan Sanger Talaud, Sulawesi Utara yang datang ke Papua dan menyebarkan Injil.

"Sehingga saya ingin ikuti jejak itu dengan mendirikan Lembaga Pendidikan Pariwisata Mawar Sharon yang artinya harum yang menyebarkan kebaikan, sebarkan cinta kasih, supaya semua orang bisa bagikan cinta kasih ini kepada lainnya. Itu yang sering saya pakai slogan dan yang bisa diterjemahkan dalam konteks konkret untuk manusia-manusia siap pakai, bekerja pada era globalisasi nanti," katanya.

Demas Patty juga menyinggung tentang upah buruh yang begitu kecil dan kerap kali terjadi pertentangan antara pekerja dan perusahaan, sehingga pemerintah harus mengeluarkan kebijakan atau pun aturan terkait pengupahan.

"Tapi saya berpendapat jika para pekerja bekerja sesuai bidang kompetensinya maka upahnya tentu akan disesuaikan dengan keahlian. Sehingga sudah sepantasnya lembaga pendidikan kejuruan perlu didirikan guna menjawab kebutuhan pasar atau permintaan perusahaan, ini salah satu cara," katanya. Nurul H



Pewarta : Alfian Rumagit
Editor :
Copyright © ANTARA 2024