Jakarta (ANTARA) - Petenis peringkat dua dunia Aryna Sabalenka mengalahkan Coco Gauff, Kamis, dan melaju ke final Australian Open untuk mempertahankan gelar.
Petenis Belarusia itu menjinakkan unggulan keempat 7-6(7/2), 6-4 dalam waktu satu jam 42 menit di Rod Laver Arena untuk membalas kekalahannya dari petenis remaja asal Amerika itu di final US Open tahun lalu.
Dia akan melawan unggulan ke-12 asal China Zheng Qinwen atau petenis kualifikasi asal Ukraina Dayana Yastremska di final pada Sabtu.
Dengan mengalahkan Gauff, Sabalenka menjadi petenis pertama setelah Serena Williams pada 2016 dan 2017 yang mencapai final Australian Open berturut-turut.
Tidak ada seorang pun sejak Victoria Azarenka pada 2013 yang berhasil mempertahankan gelar putri di Melbourne Park.
Menjelang pertandingan Sabalenka mengatakan bahwa dia termotivasi untuk balas dendam setelah petenis berusia 19 tahun itu mengalahkannya dalam tiga set di Flushing Meadows, New York.
Namun, hal itu terbukti menjadi tugas berat bagi Sabalenka di turnamen sejauh ini setelah hanya kehilangan 16 gim menjelang pertandingan tersebut.
"Saya bisa fokus pada diri saya sendiri. Saya siap bahwa dia akan bergerak dengan baik dan mengembalikan semua bola dan saya siap untuk apa pun," kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP.
"Itulah kuncinya, dan dukungannya di sini. Selalu menjadi pertarungan yang hebat (melawan Gauff). Dia petenis hebat dan saya menikmati bermain melawannya."
"Saya sangat berharap di masa depan kami akan memainkan lebih banyak final," ujar petenis berusia 25 tahun itu.
Dengan atap yang ditutup karena hujan, Sabalenka melaju melalui servis pembukaannya, kemudian dengan cepat mematahkan servis Gauff, yang hanya meraih satu poin dalam dua gim pertama.
Gauff bangkit, sementara Sabalenka melepaskan dua pukulan pada servis berikutnya, membuka pintu untuk break.
Namun servis Gauff kembali gagal, dengan dua kesalahan ganda lagi pada gim keenam memberi Sabalenka break point lagi yang ia konversi.
Sabalenka memegang kendali pada kedudukan 5-2, namun entah kenapa kehilangan ketenangan hingga kehilangan empat gim berturut-turut sebelum melakukan break saat Gauff melakukan servis untuk membawa ke tiebreak.
Gauff menyelamatkan dua break point dalam permainan krusial yang berlangsung selama 11 menit untuk membuka set kedua.
Pertandingan kembali ke ritme yang lebih normal, tetapi semuanya berubah pada gim kesembilan ketika Sabalenka meningkatkan tekanan, menyerang Gauff untuk memimpin 5-4.
Sabalenka kemudian melakukan servis untuk meraih kemenangan dan penampilan keduanya berturut-turut di final Melbourne Park.
Petenis Belarusia itu menjinakkan unggulan keempat 7-6(7/2), 6-4 dalam waktu satu jam 42 menit di Rod Laver Arena untuk membalas kekalahannya dari petenis remaja asal Amerika itu di final US Open tahun lalu.
Dia akan melawan unggulan ke-12 asal China Zheng Qinwen atau petenis kualifikasi asal Ukraina Dayana Yastremska di final pada Sabtu.
Dengan mengalahkan Gauff, Sabalenka menjadi petenis pertama setelah Serena Williams pada 2016 dan 2017 yang mencapai final Australian Open berturut-turut.
Tidak ada seorang pun sejak Victoria Azarenka pada 2013 yang berhasil mempertahankan gelar putri di Melbourne Park.
Menjelang pertandingan Sabalenka mengatakan bahwa dia termotivasi untuk balas dendam setelah petenis berusia 19 tahun itu mengalahkannya dalam tiga set di Flushing Meadows, New York.
Namun, hal itu terbukti menjadi tugas berat bagi Sabalenka di turnamen sejauh ini setelah hanya kehilangan 16 gim menjelang pertandingan tersebut.
"Saya bisa fokus pada diri saya sendiri. Saya siap bahwa dia akan bergerak dengan baik dan mengembalikan semua bola dan saya siap untuk apa pun," kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP.
"Itulah kuncinya, dan dukungannya di sini. Selalu menjadi pertarungan yang hebat (melawan Gauff). Dia petenis hebat dan saya menikmati bermain melawannya."
"Saya sangat berharap di masa depan kami akan memainkan lebih banyak final," ujar petenis berusia 25 tahun itu.
Dengan atap yang ditutup karena hujan, Sabalenka melaju melalui servis pembukaannya, kemudian dengan cepat mematahkan servis Gauff, yang hanya meraih satu poin dalam dua gim pertama.
Gauff bangkit, sementara Sabalenka melepaskan dua pukulan pada servis berikutnya, membuka pintu untuk break.
Namun servis Gauff kembali gagal, dengan dua kesalahan ganda lagi pada gim keenam memberi Sabalenka break point lagi yang ia konversi.
Sabalenka memegang kendali pada kedudukan 5-2, namun entah kenapa kehilangan ketenangan hingga kehilangan empat gim berturut-turut sebelum melakukan break saat Gauff melakukan servis untuk membawa ke tiebreak.
Gauff menyelamatkan dua break point dalam permainan krusial yang berlangsung selama 11 menit untuk membuka set kedua.
Pertandingan kembali ke ritme yang lebih normal, tetapi semuanya berubah pada gim kesembilan ketika Sabalenka meningkatkan tekanan, menyerang Gauff untuk memimpin 5-4.
Sabalenka kemudian melakukan servis untuk meraih kemenangan dan penampilan keduanya berturut-turut di final Melbourne Park.