Makassar (ANTARA) - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel terus berupaya mengoptimalkan penurunan prevalensi stunting dengan target hingga 16 persen pada tahun ini.

"Untuk mengejar target pemerintah yang 14 persen, maka Sulsel harus mengejar target turun sampai 16 persen," kata Kepala perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin, di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan, melihat kondisi di lapangan BKKBN Sulsel optimistis mampu mencapai target tersebut dengan melakukan sejumlah program, di antaranya menggencarkan program Bangga Kencana dan Bina Keluarga.

Menurut Shodiqin, Sulsel sendiri masuk 12 besar dengan jumlah penderita stunting tertinggi secara nasional bersama Sulbar.

Ia menyebutkan, penyebab tingginya angka stunting di daerah ini lantaran banyaknya pernikahan muda, gizi ibu hamil yang sangat kurang, serta rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya program KB.

"Banyak faktor penyebab tingginya angka stunting itulah yang menjadi pemicu di lapangan. Termasuk kelahiran berdekatan dan asupan gizi ibu hamil dan saat melahirkan sangat minim. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami. Karena itu dicarikan strategi jitu untuk menurunkan angka stunting ini,” jelas Shodiqin.

Angka stunting Sulsel pada 2022 masih sangat tinggi yakni di posisi 27,2 persen. Dari angka itu, tertinggi di Kabupaten Jeneponto sebesar 39,8 persen dan terendah di Barru 14,1 persen. 

Mantan Kepala Perwakilan BKKBN Yogyakarta itu melanjutkan, pihaknya berupaya mencapai target 16 persen, namun semua itu tergantung kerja keras masing-masing daerah.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024