Makassar (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Sulawesi Selatan Supendi menyebutkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di wilayahnya mencapai Rp15,49 triliun hingga akhir Desember 2023 dan terbesar keempat di Indonesia.

"Untuk penyaluran KUR tertinggi nomor satu itu ada di Pulau Jawa dan Sulsel sendiri tertinggi nomor empat se Indonesia. Tetapi, kalau tertinggi di luar Jawa itu ada di Sulsel," ujarnya di Makassar, Sabtu.

Supendi menjelaskan penyaluran KUR di Sulsel pada 2023 senilai Rp15,49 triliun itu terbagi kepada 300.148 debitur.

Ia mengatakan penyaluran KUR 2023 jika membandingkan periode 2022 memang terjadi penurunan secara pertumbuhan yakni tumbuh minus 12,2 persen year on year (yoy).

Namun, dia mengaku jika pertumbuhan minus itu terjadi di seluruh Indonesia karena adanya penurunan plafon anggaran dari pemerintah pusat.

"Kalau secara nasional KUR yang tersalur itu Rp260,26 triliun atau tumbuh minus 28,86 persen year on year (yoy). Sementara di Sulsel secara year on year juga tumbuh minus 12,2 persen yang sebelumnya itu tersalur Rp17,63 triliun," katanya.

Dia menyebut sektor usaha pertanian, perburuan, dan kehutanan masih menjadi sektor terbesar penerima penyaluran KUR yakni sebesar Rp6,5 triliun, disusul perdagangan besar dan eceran Rp5,5 triliun.

Kemudian, bidang jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Rp1,2 triliun, industri pengolahan Rp728,82 miliar, perikanan Rp640,03 miliar, dan sektor lainnya sebesar Rp737,83 miliar.

Sektor lainnya mencakup transportasi pergudangan dan komunikasi; real estat, bisnis persewaan, dan layanan bisnis; konstruksi; pelayanan kesehatan dan kegiatan sosial; layanan pendidikan; serta jasa pertambangan dan penggalian.

Adapun bank penyalur yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan total Rp12,7 triliun untuk 263.195 debitur, Bank Mandiri Rp1,5 triliun (11.111 debitur), Bank Negara Indonesia (BNI) Rp482,41 miliar (2.035 debitur), Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp233,88 miliar (1.957 debitur), PT. Pegadaian Syariah Rp212,24 miliar (20.208 debitur).

Kemudian, BPD Sulselbar Rp122,70 miliar (1.283 debitur), BTN Rp53,76 miliar (217 debitur), Bank Jabar Rp49,05 miliar (152 debitur), Bank Central Asia Rp15,3 miliar (41debitur), BPD Papua Rp9,13 miliar (78 debitur) dan bank lainnya Rp15,18 miliar untuk 71 debitur.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024