Makassar (ANTARA Sulsel) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan meragukan hasil lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia yang menempatkan PKS terancam tidak lolos "parliamentary threshold" 3,5 persen.

"Kami selama ini memang tidak pernah mendapat suara tinggi, tetapi kami menghargai itu. Meskipun hasil survei itu ada keraguan didalamnya, PKS tetap berterima kasih karena membuka titik lemah kami," kata Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) DPW PKS Sulsel, Ariady Arsal di Makassar, Selasa.

Kendati hasil survei diawal Februari menyebutkan elektabilitas PKS secara nasional hanya berada 2,2 persen, kata dia, hal itu akan menjadi cambuk di tengah badai yang merundung partai berazaskan islam ini.

Sebelumnya, hasil survei LSI dirilis awal Februari PKS secara nasional hanya 2,2 persen kemudian NasDem 2 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,7 persen, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) hanya 0,5 persen dari segi elektabilitas.

"Tentu dengan hasil survei itu, PKS yakin akan membalikkan hasil survei seperti pada pemilu 2004 dan 2009," kata legislator DPRD Sulsel ini.

Pihaknya yakin, meskipun diterpa badai, PKS tetap memasang target masuk dalam tiga besar pada Pemilu Legislatif 2014. Berdasarkan pada hasil survei 2009 PKS juga menempatkan dibawah urutan bawah, namun pada kenyataannya PKS masuk empat besar pemenang pemilu.

"Di tingkat regional Sulsel, kita mampu menambah kursi di DPRD Kota dan Provinsi, untuk pemilu ini kita yakin bisa mencapai lebih besar," ujarnya.

Ia menyebutkan, saat ini pemilih masih belum menentukan pilihan terhadap Partai Politik yang akan dipilihnya termasuk suara mengambang pun masih menjadi incaran parpol.

Ketua Humas DPW PKS Sulsel EZ Muttaqien Yunus mengatakan, pihaknya merespons positif hasil survei yang dikeluarkan LSI dan lembaga survei lain, apapun nanti hasilnya PKS tetap optimistis bisa mendapatkan suara signifikan.

"Survei itu kan sifatnya dinamis dan bisa berubah-ubah atau bisa jadi pesanan, berdasarkan pengalaman pada pemilu 2004 kami memprediksi 2,4 persen tetapi hasilnya tujuh persen, begitupun 2009 dari 2,5 persen naik hampir mencapai delapan persen, dan kami yakin 2014 tidak jauh dari sebelumnya,"paparnya.

Menurut Muttaqien, hasil suara nanti itu ditentukan bagaimana masyarakat memandang partai karena saat ini rakyat semakin cerdas dalam memilih. Masyarakat tidak sepenuhnya melihat hasil survei dalam menggunakan hak pilih, tetapi lebih kepada kinerja, pelayanan, dan kepercayaan mereka atas partai tersebut.

"Ini akan menjadi tantangan buat kami di PKS, kami yakin masyarakat tidak akan melihat hasil survei tetapi bagaimana mereka melihat hasil kerja dan pelayaan partai yang selama ini bekerja untuk rakyat," tandasnya. Agus Setiawan

Pewarta : Oleh Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024