Mamuju (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menyusun langkah antisipasi dalam menghadapi bencana hidrometeorologi sebagai dampak dari perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang melanda daerah itu.

"Kami telah menyusun langkah untuk mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, dan lainnya," kata Kepala Pelaksana Harian (Plh) BPBD Sulbar Amir Maricar, di Mamuju, Rabu.

Langkah-langkah yang dilakukan, kata dia, antara lain koordinasi dengan dinas terkait seperti Dinas PU Sulbar dan Balai Jalan Nasional Wilayah Polewali Mandar-Majene, Mamuju-Mamasa, Mamuju-Mamuju Tengah dan Pasangkayu, untuk menempatkan alat berat sesuai kondisi wilayah titik rawan bencana longsor.

"Penempatan alat berat di titik-titik itu untuk memudahkan penanganan kedaruratan," ujar Amir Maricar.

Kemudian pihaknya juga melakukan kunjungan koordinasi ke BPBD kabupaten dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi, terutama bencana banjir dan longsor di wilayah kabupaten.

Selanjutnya Pusdalops BPBD Sulbar melakukan pemantauan dan monitoring perkembangan kondisi cuaca yang terjadi di Sulbar melalui koordinasi dengan BPBD se-kabupaten di Sulbar.

"Pusdalops BPBD Sulbar tetap melakukan pemantauan dan terus akan melakukan update data terkait kondisi cuaca berkoordinasi dengan BMKG Wilayah IV," kata Amir Maricar.

BPBD Sulbar, lanjutnya, tetap mengaktifkan pos bersama siaga darurat bencana hidrometeorologi sampai 31 Maret 2024.

"Kami juga melakukan pengecekan sarana dan prasarana, baik kendaraan maupun peralatan lainnya yang ada di Kantor BPBD Sulbar, dan melakukan koordinasi kesiapan sarana dan prasarana BPBD kabupaten apabila terjadi kejadian bencana," ucapnya. 

Langkah lainnya, BPBD Sulbar dan BPBD kabupaten mengaktifkan TIM TRC untuk memantau lingkungan sekitar apabila terjadi cuaca ekstrem.

Pihaknya bersama BPBD kabupaten dan Basarnas bersiap melakukan evakuasi warga yang tinggal di daerah risiko bencana tinggi, seperti bantaran sungai, lereng rawan longsor, dan tepi pantai.

Ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, khususnya terhadap potensi banjir, dengan mengaktifkan kembali ronda malam terutama yang berdomisili di sepanjang wilayah bantaran sungai.

"Kami juga berharap pemerintah daerah melakukan koordinasi secara berkala dengan dinas terkait dan aparatur kabupaten dan kota, untuk melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap dampak bencana hidrometeorologi," ujar Amir Maricar.

Pewarta : Amirullah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024