Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) membantu pemulihan dampak yang diakibatkan bencana banjir di Kecamatan Nosu Kabupaten Mamasa yang terjadi pada Kamis (7/3).
"Pemprov Sulbar telah melakukan pendataan dampak yang ditimbulkan akibat banjir di Kecamatan Nosu Kabupaten Mamasa," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Amir Maricard di Mamuju, Senin.
Ia mengatakan, banjir di Kecamatan Nosu Kabupaten Mamasa telah merusak ratusan hektare lahan pertanian masyarakat, serta jalan dan jembatan.
"Banjir tersebut, juga merusak rumah ibadah dan sekolah, maupun rumah penduduk, sehingga akan dilakukan bantuan agar wilayah tersebut dapat kembali pulih seperti sebelumnya," katanya.
Menurut dia, organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Sulbar telah berkoordinasi untuk menangani seluruh dampak yang ditimbulkan banjir tersebut, dan memberikan bantuan agar Kecamatan Nosu, dapat kembali pulih seperti sebelumnya.
Ia mendukung, langkah Pemkab Mamasa yang juga telah memberlakukan status tanggap darurat penanganan banjir di Kecamatan Nosu hingga tujuh hari ke depan, untuk membantu warga terdampak banjir.
"Pemprov Sulbar menyalurkan bantuan logistik untuk mendukung penanganan banjir di Kecamatan Nosu yang telah ditetapkan dalam status tanggap darurat, selain itu akan berupaya berkoordinasi dengan seluruh pihak agar dampak yang ditimbulkan dapat ditangani sehingga Kecamatan Nosu dapat kembali pulih seperti sebelumnya," katanya.
Sebanyak 171 KK warga dari enam Desa di Kecamatan Nosu telah terdampak banjir yang kini mendapatkan penanganan dari pemerintah setempat melalui tanggap darurat.
Ia berharap, warga di Kabupaten Mamasa tetap waspada terhadap bencana banjir dan longsor yang masih berpotensi terjadi karena telah memasuki musim hujan.
"Pemprov Sulbar telah melakukan pendataan dampak yang ditimbulkan akibat banjir di Kecamatan Nosu Kabupaten Mamasa," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Amir Maricard di Mamuju, Senin.
Ia mengatakan, banjir di Kecamatan Nosu Kabupaten Mamasa telah merusak ratusan hektare lahan pertanian masyarakat, serta jalan dan jembatan.
"Banjir tersebut, juga merusak rumah ibadah dan sekolah, maupun rumah penduduk, sehingga akan dilakukan bantuan agar wilayah tersebut dapat kembali pulih seperti sebelumnya," katanya.
Menurut dia, organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Sulbar telah berkoordinasi untuk menangani seluruh dampak yang ditimbulkan banjir tersebut, dan memberikan bantuan agar Kecamatan Nosu, dapat kembali pulih seperti sebelumnya.
Ia mendukung, langkah Pemkab Mamasa yang juga telah memberlakukan status tanggap darurat penanganan banjir di Kecamatan Nosu hingga tujuh hari ke depan, untuk membantu warga terdampak banjir.
"Pemprov Sulbar menyalurkan bantuan logistik untuk mendukung penanganan banjir di Kecamatan Nosu yang telah ditetapkan dalam status tanggap darurat, selain itu akan berupaya berkoordinasi dengan seluruh pihak agar dampak yang ditimbulkan dapat ditangani sehingga Kecamatan Nosu dapat kembali pulih seperti sebelumnya," katanya.
Sebanyak 171 KK warga dari enam Desa di Kecamatan Nosu telah terdampak banjir yang kini mendapatkan penanganan dari pemerintah setempat melalui tanggap darurat.
Ia berharap, warga di Kabupaten Mamasa tetap waspada terhadap bencana banjir dan longsor yang masih berpotensi terjadi karena telah memasuki musim hujan.