Mamuju, Sulbar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menyusun peta jalan komoditas unggulan sebagai upaya mempermudah investor berinvestasi di wilayahnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sulbar Junda Maulana pada Forum OPD Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Mamuju, Sulbar, Jumat, mengatakan pentingnya perencanaan peta jalan komoditas unggulan setiap wilayah.
"Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian, dimana perlu adanya perencanaan peta jalan komoditi unggulan setiap wilayah, agar dapat berdaya saing untuk memudahkan investor berinvestasi di setiap kabupaten yang ada di Sulbar," terang Junda.
Ia menegaskan terdapat beberapa permasalahan investasi di Sulbar, di antaranya masih tingginya tingkat risiko bencana di Sulbar yang dapat menurunkan minat investasi jika tidak diantisipasi sejak awal.
Kemudian, masih minimnya infrastruktur dan sarana serta prasarana penunjang dalam mendukung investasi daerah, baik bandara maupun pelabuhan, terutama dalam kegiatan ekspor komoditas unggulan yang ada di Sulbar.
Selanjutnya, data potensi investasi dari seluruh sektor belum valid dan belum dapat tersaji secara detail, regulasi dan kepastian hukum yang belum optimal serta dukungan kerja sama antar-daerah dalam meningkatkan investasi belum berjalan optimal.
"Selain keterbatasan fiskal, kita juga diperhadapkan masalah kinerja ekonomi. Walaupun pertumbuhan ekonomi tahun 2023 di Sulbar 5,2 persen dan kita tumbuh di atas nasional, namun hal itu belum mampu berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan," terang Junda.
Sehingga, lanjutnya, perlunya dilakukan evaluasi Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan menyesuaikan RUPM agar tetap relevan dengan kondisi terkini.
Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut Junda Maulana, diantaranya mengoptimalkan pemberian fasilitas dan kemudahan dan insentif penanaman modal untuk menarik minat investasi di Sulbar.
Kemudian tambahnya, penguatan promosi investasi dan perlunya menyusun Investment Project Ready to Offer (IPRO) pada sektor komoditi potensial, sehingga akan lebih mudah untuk ditawarkan ke investor
"Serta, peningkatan infrastruktur pendukung investasi seperti bandara, pelabuhan beserta fasilitasnya, kawasan industri, bea cukai, dan lainnya," ujar Junda.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sulbar Junda Maulana pada Forum OPD Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Mamuju, Sulbar, Jumat, mengatakan pentingnya perencanaan peta jalan komoditas unggulan setiap wilayah.
"Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian, dimana perlu adanya perencanaan peta jalan komoditi unggulan setiap wilayah, agar dapat berdaya saing untuk memudahkan investor berinvestasi di setiap kabupaten yang ada di Sulbar," terang Junda.
Ia menegaskan terdapat beberapa permasalahan investasi di Sulbar, di antaranya masih tingginya tingkat risiko bencana di Sulbar yang dapat menurunkan minat investasi jika tidak diantisipasi sejak awal.
Kemudian, masih minimnya infrastruktur dan sarana serta prasarana penunjang dalam mendukung investasi daerah, baik bandara maupun pelabuhan, terutama dalam kegiatan ekspor komoditas unggulan yang ada di Sulbar.
Selanjutnya, data potensi investasi dari seluruh sektor belum valid dan belum dapat tersaji secara detail, regulasi dan kepastian hukum yang belum optimal serta dukungan kerja sama antar-daerah dalam meningkatkan investasi belum berjalan optimal.
"Selain keterbatasan fiskal, kita juga diperhadapkan masalah kinerja ekonomi. Walaupun pertumbuhan ekonomi tahun 2023 di Sulbar 5,2 persen dan kita tumbuh di atas nasional, namun hal itu belum mampu berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan," terang Junda.
Sehingga, lanjutnya, perlunya dilakukan evaluasi Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan menyesuaikan RUPM agar tetap relevan dengan kondisi terkini.
Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut Junda Maulana, diantaranya mengoptimalkan pemberian fasilitas dan kemudahan dan insentif penanaman modal untuk menarik minat investasi di Sulbar.
Kemudian tambahnya, penguatan promosi investasi dan perlunya menyusun Investment Project Ready to Offer (IPRO) pada sektor komoditi potensial, sehingga akan lebih mudah untuk ditawarkan ke investor
"Serta, peningkatan infrastruktur pendukung investasi seperti bandara, pelabuhan beserta fasilitasnya, kawasan industri, bea cukai, dan lainnya," ujar Junda.