Makassar (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan menyikapi dugaan penistaan agama melalui media sosial yang dilakukan anggota DPRD Sulsel berinisial JRM dengan memposting gambar babi guling di whatsApp grup internalnya lalu menyebut ajakan berbuka puasa.

"Kami sudah mengelar rapat dan telah menerima laporan dan aduan dari berbagai pihak, bahkan itu masuk terus menerus mendesak kami di MUI untuk mengambil sikap," kata Ketua MUI Tana Toraja KH Zainal Muttaqin menegaskan saat dikonfirmasi wartawan berkaitan hal tersebut, Rabu.

Menurutnya, pihak MUI tentu merespons persoalan ini karena tidak bisa diulur dan bisa menjadi bola liar di masyarakat. Untuk itu, pihaknya telah mengambil sikap atas kasus tersebut.

"Sikap MUI dengan tegas sekali, kita menyayangkan bahwa itu sangat tidak bijaksana dan itu bisa mencerminkan memicu terjadinya konflik," papar Zainal menekankan.

Selain itu, yang bersangkutan harus meminta maaf kepada umat islam secara terbuka, sebab tidak hanya MUI tapi umat Islam bisa tersakiti bukan hanya di wilayah Toraja, namun daerah lainnya juga.

"Jadi ini tidak cukup hanya mohon maaf, kalau mohon maaf kepada saya itu bisa. Tapi, harus mengeluarkan pernyataan secara terbuka kepada umat Islam," tutur Zainal.

Dikonfirmasi terpisah, JRM berdalih bahwa postingan itu hanya di kalangan internal dan hanya bawaan bercanda. Selain itu, yang dibahas baik polling dan survei Pilkada di grupnya yang berisi tujuh orang.

"Candaan itu cair, dan hidup. Lalu saya kirim babi guling dan tulis buka puasa. Tapi tidak ada bahasa saya tentang saudara saya Muslim, karena puasa dikenal dan dilaksanakan juga di Agama Kristen, apalagi dalam suasana menyambut Paskah," katanya secara tertulis.

Ia menjelaskan dalam Agama Kristen juga menjalankan puasa, apalagi menyambut Hari Paskah dikenal puasa 40 hari di mulai 14 Februari-30 Maret 2024. Dan paling tertib melaksanakan adalah umat Katolik dan Pantekosta, sedangkan Protestan juga banyak melaksanakan, ada pula laksanakan puasa per pekan dan bulanan

Pihaknya tidak ada maksud menyinggung perasaan Muslimin dan itu murni candaan. Tetapi, dalam diskusi di grup WA tersebut ada anggota muncul lalu marah, padahal tidak mengikuti percakapan di awal yang berujung candaan, lalu tiba-tiba muncul kemudian langsung marah.

"Saya menjawab, kalau tersinggung saya minta maaf. Tapi jujur, saya tidak ada niat ke situ?. Dan ingat, puasa bukan cuma kaum Muslimin, tapi di Kristen juga apalagi dalam suasana menyambut Paskah ini banyak orang Kristen puasa menyambut Paskah," katanya lagi.

"Selain saya jelaskan dalam group WA, saya japri (jaringan pribadi WA) lagi, tujuannya agar beliau mengerti dan saat itu beliau sudah paham dan saya anggap clear (selesai)," ujarnya Anggota Komisi E DPRD Sulsel ini menambahkan.*

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024