Mamuju (ANTARA) - Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat melakukan antisipasi organisme pengganggu tanaman (OPT) yakni Busuk Pangkal Batang (BPB) pada komoditi sawit.

"Dalam rangka mengantisipasi OPT sawit Sulbar maka Disbun Sulbar melakukan pengenalan OPT kepada Pembantu Lapang Petugas Tenaga Kontrak Pendamping (PLP-TKP) Sulbar," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar, Herdin Ismail di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, PLP-TKP tersebut diharapkan dapat mensosialisasikan OPT kepada para petani sawit agar mampu mengantisipasi OTP tersebut.

Menurut dia, petugas PLP-TKP diberikan pemahaman mengenai komoditas perkebunan sawit, faktor penyebab dan gejala serangan OPT, teknik pengendalian OPT.

"Mereka diberikan pemahaman bagaimana melindungi sawit dari OPT selain itu diberikan pengetahuan mengenai untuk menjaga keseimbangan ekosistem, dan pengembangan aspek ekonomi kesehatan, dan konservasi sumber daya perkebunan sawit," katanya.

Ia menyampaikan, salah satu penyakit utama pada tanaman kelapa sawit, yaitu penyakit BPB yang disebabkan oleh jamur Ganoderma Cendawan.

"Jamur tersebut diketahui tidak hanya menyerang tanaman kelapa sawit pada tahap produksi saja tetapi juga dapat menyerang selama tahap pembibitan, karena Ganoderma menginfeksi pada jaringan akar tanaman yang kemudian tumbuh dan berkembang dibawah permukaan tanah," katanya.

Ia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ini, jamur Ganoderma telah menjadi satu masalah yang paling serius karena telah menjadi penyebab utama kematian kelapa sawit hingga 80 persen di Indonesia sehingga dilakukan antisipasi di Sulbar.

"Pengendalian OPT komoditi sawit Sulbar untuk melindungi produksinya agar tetap berkontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024