Makassar (ANTARA) - Pengusaha asal Malaysia, Dato' Mohd Emir Mavani Abdullah, sepakat berinvestasi di Sulawesi Selatan senilainya 80 juta dolar AS atau setara Rp1 triliun.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda) Sulsel bersama Dato' Emir Mavani turut disaksikan Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Rumah Jabatan Gubernur, Jumat.

Dalam kesempatan itu Perseroda Sulsel juga melakukan penandatanganan MoU dengan sejumlah perusahaan yang akan terlibat dalam kerja sama dengan investor asal Malaysia tersebut, antara lain Integrated ZWD Solutions SDN BHD, Kawan Engineering SDN BHD, PT Perkebunan Nusantara 1 Regional VIII, PT Industri Kapal Indonesia (Persero), PT. Shinwaya Putra Karuna, dan PT. Asuransi Takaful Umum.

Adapun kerja sama Perseroda Sulsel dengan Integrated ZWD Solutions SDN BHD dalam hal pengolahan biomassa (Penerapan Transisi Sirkular Ekonomi Perkebunan Regenerative Net-Zero) 

Kedua, dengan perusahaan Kawan Engineering SDN BHD di sektor Integrated Palm Oil Complex. Ketiga PT Perkebunan Nusantara 1 Regional VIII bekerja sama di sektor pengembangan kelapa sawit dan pengolahan biomassa.

Keempat dengan PT Industri Kapal Indonesia (Persero) untuk pengembangan dan pemanfaatan pengelolaan aset dan potensi sumber daya.

Selanjutnya kerja sama dengan perusahaan Kawan Engineering Sdn Bhd, PT Shinwaya Putra Karuna, dan PT Asuransi Takaful Umum, dalam rangka pembangunan, pengelolaan kebun kelapa sawit, pembangunan pabrik kelapa sawit, dan asuransi di Sulsel.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda) Machmud Achmad mengatakan pada Mei nanti pihaknya akan langsung memulai membangun komitmen dengan seluruh perusahaan terkait.

"Bulan depan kami akan melakukan bersama dengan para investor Malaysia, begitu juga dengan PTPN maupun PT IKI nanti akan mengelola pabrik minyak goreng dan pabrik lainnya," kata Machmud Achmad.

Ia menjelaskan muaranya nanti para investor akan mengambil bagian dalam kerja sama itu. Ada yang melakukan produksi minyak goreng, ada yang mengolah limbah kelapa sawit menjadi pupuk, ada yang menyediakan bahan baku untuk pembangunan pabrik dan kebutuhan di perkebunan kelapa sawit. Total nilai investasi mencapai Rp1 triliun. "Minyak goreng pertama nantinya ada 30 juta liter produksi per tahun," bebernya.

Sementara itu Dato' Emir Mavani mengatakan pihaknya ingin berpartisipasi meningkatkan ekonomi di Sulsel."Apalagi di sini ada sawit, ada gas, dan berbagai potensi lainnya," kata Dato' Emir.

Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengatakan Perseroda Sulsel sudah mencetak sejarah dengan melakukan penandatanganan MoU dengan investor Malaysia dan sejumlah perusahaan serta BUMN.

"Hari ini adalah hal yang paling penting sekali karena ini adalah sejarah. Apa yang kita bikin hari ini merupakan pembicaraan ekonomi biru dan akan memberikan pengaruh besar untuk alam semesta kita," katanya. 

Selain itu Bahtiar juga menjelaskan Sulsel selain memiliki potensi pertanian dan kelautan, yang menarik perhatian ada juga sejumlah tempat wisata, seperti Takabonerate di Selayar, Pantai Bira di Bulukumba, Wisata Budaya di Toraja, dan masih banyak lagi tempat wisata lainnya.

"Senjata kita adalah sumber pangan yang sangat luar biasa. Ada potensi ikan air tawar di Wajo, Sidrap, Luwu Timur," kata Bahtiar.

Begitu juga di sektor pertanian, Pemprov Sulsel sudah melakukan penghijauan dengan menanam pisang cavendish, sukun, nangka, dan sejumlah tanaman lainnya.
 

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024