Makassar (ANTARA) - Pengusaha asal Malaysia Dato' Mohd Emir Mavani Abdullah akan berinvestasi senilai 80 juta dolar AS atau setara dengan Rp1 triliun di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Rencana investasi itu mengemuka saat Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda) Sulsel bersama Dato' Emir Mavani, yang disaksikan Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel di Makassar, Jumat.

Pelaksana Tugas Direktur PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda), Machmud Achmad, mengatakan pihaknya juga melakukan penandatanganan MoU dengan sejumlah perusahaan, yang akan terlibat dalam kerja sama dengan investor asal Malaysia tersebut. 

Perusahaan dimaksud yakni Integrated ZWD Solutions SDN BHD, Kawan Engineering SDN BHD, PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VIII, PT. Industri Kapal Indonesia (Persero), PT. Shinwaya Putra Karuna, dan PT. Asuransi Takaful Umum. 

Adapun kerja sama Perseroda Sulsel dengan Integrated ZWD Solutions SDN BHD dalam hal pengolahan biomassa (Penerapan Transisi Sirkular Ekonomi Perkebunan Regenerative Net-Zero (CEZRA). 

Perusahaan lainnya yakni KAWAN Engineering SDN BHD di sektor Integrated Palm Oil Complex, dan PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VIII bekerja sama di sektor pengembangan kelapa sawit dan pengolahan biomassa. 

Selanjutnya PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) kerjasama sektor pengembangan dan pemanfaatan pengelolaan aset dan potensi sumber daya. 

Selan itu, kerja sama dengan perusahaan KAWAN Engineering Sdn. Bhd., PT. Shinwaya Putra Karuna, dan PT. Asuransi Takaful Umum, dalam rangka pembangunan, pengelolaan kebun kelapa sawit, pembangunan pabrik kelapa sawit dan asuransi di Provinsi Sulawesi Selatan.

Machmud Achmad, mengatakan pada Mei 2024, pihaknya akan langsung memulai membangun komitmen dengan seluruh perusahaan terkait, tentunya dengan seluruh investor mancanegara. 

"Bulan depan kami akan melakukan bersama dengan para investor Malaysia, begitu juga dengan PTPN maupun PT IKI nanti akan mengelola pabrik minyak goreng dan pabrik lainnya," kata Machmud Achmad.

Ia menjelaskan bahwa muaranya nanti para investor akan mengambil bagian dalam kerja sama ini, misalnya ada yang melakukan produksi minyak goreng, ada yang mengolah limbah kelapa sawit menjadi pupuk, ada yang menyediakan bahan baku untuk pembangunan pabrik dan kebutuhan di perkebunan kelapa sawit.

"Dan nilainya USD80 juta atau setara dengan hampir Rp1 triliun untuk satu kawasan. Ini dari menanam, membangun pabrik dari CPO menjadi minyak goreng. Minyak goreng pertama nantinya ada 30 juta liter produksi per tahun," ujarnya.

Sementara itu, Investor dari Malaysia, Dato' Emir Mavani mengaku sangat senang bisa ikut berpartisipasi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan. 

Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Perseroda Sulsel dan Pemprov Sulsel sudah mempercayai dirinya untuk berinvestasi di Sulsel. 

"Yang kita mau bagaimana meningkatkan ekonomi di Sulawesi Selatan, bukan hanya di Malaysia tapi juga seluruh dunia. Apalagi disini ada sawit, ada gas dan berbagai potensi lainnya," kata Dato' Emir dalam sambutannya. 

Di tempat yang sama, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengatakan Perseroda Sulsel sudah mencetak sejarah dengan melakukan penandatanganan MoU dengan investor Malaysia dan sejumlah perusahaan serta BUMN. 

"Hari ini adalah hal yang paling penting sekali karena ini adalah sejarah. Apa yang kita bikin hari ini merupakan pembicaraan ekonomi biru dan akan memberikan pengaruh besar untuk alam semesta kita," kata Bahtiar. 

Selain itu, Bahtiar juga menjelaskan bahwa Sulsel selain memiliki potensi pertanian dan kelautan, yang menarik perhatian, ada juga sejumlah tempat wisata seperti Takabonerate di Selayar, Pantai Bira di Bulukumba, Wisata Budaya di Toraja dan masih banyak lagi tempat wisata lainnya. 

"Kami memiliki potensi wisata, ada Takabonerate di Selayar, ada Bira di Bulukumba yang memiliki pasir putih. Dan senjata kita adalah sumber pangan yang sangat luar biasa. Ada potensi ikan air tawar di Wajo, Sidrap, Luwu Timur," kata Bahtiar. 

Begitu juga di sektor pertanian, Pemprov Sulsel sudah melakukan penghijauan dengan menanam pisang cavendish, sukun, nangka dan sejumlah tanaman lainnya. 

Ia menambahkan, sukun adalah tanaman endemik di Sulawesi Selatan, dan akan menjadi daerah penghasil sukun terbesar di dunia. Banyak pengusaha di Sulawesi Selatan, tapi selama ini dibiarkan berjalan sendiri. 

"Jadi tugas kami sebagai pemerintah, akan menjadi fasilitator bagi seluruh pengusaha," jelasnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024