Jayapura (ANTARA Sulsel) - Ratusan pedagang di pasar Youtefa Abepura, Jayapura, mengutamakan menggelar jualannya ketimbang memberikan hak pilihnya dalam pemilihan Presiden (pilpres), Rabu.

Pantauan ANTARA Jayapura dari pasar Youtefa, sejak pagi hari, ratusan pedagang sayuran dan ikan serta kios kelontong tampak sibuk menawarkan barang jualannya.

Sementara jumlah pengunjung pasar sendiri tidak seramai seperti hari biasanya.

"Saya memang harus berjualan terlebih dahulu sebelum pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), guna memilih presiden, karena kalau disimpan lebih lama, barang jualan saya bisa rusak," kata Erwin, salah seorang pedagang ikan.

Ia mengungkapkan, dirinya bersama rekan-rekanya sesama pedagang ikan, sejak pukul 05:30 telah berada dipasar untuk berdagang.

"Biar nanti sekitar pukul 10:00 WIT, baru kami pulang guna memberikan hak politik dalam pilpres, karena menurut undangan yang saya terima waktu pemungutan suara di TPS sampai pukul 13:00 WIT," terang Erwin.

Hal yang senada dikemukakan Mama Sarlota. Wanita asli Papua yang berjualan sayur-mayur tersebut, memilih menggelar dagangannya terlebih dahulu agar bisa mendapatkan sedikit uang.

"Kalau saya tidak jualan bagaimana bisa dapat uang, soal Pilpres bisa sebentar agak siang baru saya akan memberikan pilihan," ungkap mama Sarlota.

Seperti yang tertera dalam undangan memilih oleh ketua Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang ditunjukan oleh mama Sarlota, jadwal pencentangan dalam pilpres dimulai sejak pukul 08:00 WIT dan berakhir pukul 13:00 WIT.

Sesuai data dari KPU Papua, jumlah DPT pilpres keseluruhan di Papua adalah 2.183.165, orang pemilih, atau naik 5,75 persen dari DPT Pemiu Legislatif lalu, yakni berjumlah 2.064. 532, orang pemilih.

Sementara untuk jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Provinsi Papua mengalami penurunan dari jumlah sebelumnya pada pemilu legislatif, yakni sebanyak 6748, menjadi 6270 buah TPS.

(T.PSO-126/S016)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024