Makassar (ANTARA Sulsel) - Enam calon tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 telah memaparkan kesiapannya dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI di Jakarta, 10-11 Maret 2014. Dari enam kontestan yang bersaing, tiga diantaranya masuk posisi teratas sekaligus menjaga peluangnya sebagai penyelenggara.

Ketiga provinsi beruntung itu yakni Bali, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Papua. Sementara tiga lainnya masing-masing Sulsel, Jateng dan Sumatera Utara harus lebih bersabar karena tidak mendapatkan banyak dukungan dari pemilik suara.

Dari tiga provinsi yang masih berpeluang, belum bisa dipastikan siapa yang akhirnya mendapat berkah. Sebab keputusan akhir sesuai amanat undang-undang menjadi kewenangan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun demikian, wacana pelaksanaan PON XX 2020 bersama sedikit banyak mulai menemui titik terang. Tentu saja pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe bahwa apabila daerahnya mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah PON XX, maka pihaknya akan melibatkan Provinsi Papua Barat.

Keputusan menggandeng Provinsi Papua Barat sebagai penyelenggara bersama karena dinilai memiliki daerah yang cocok untuk olahraga selam dan cabang olahraga air lainnya yang berlokasi di Kawasan Raja Ampat.

Selain itu tentu saja alasan letak geografis kedua provinsi yang cukup berdekatan jika dibandingkan daerah lain termasuk Sulsel yang sebelumnya siap menjadi penyelenggara bersama Papua.

"Tidak mungkin kami menerima tawaran Sulsel karena dalam pelaksanaan nantinya juga akan melibatkan propinsi lain," katanya.

Mengenai kesiapan sarana dan prasarana, Pemprov Papua juga telah melakukan persiapan sejak awal. Pemprov juga telah mengalokasikan sebagian dana dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) guna menyukseskan ajang olahraga terbesar di Indonesia tersebut.

Bantuan dana juga tidak hanya terpaku dari pemerintah daerah saja namun dari pihak swasta yang berada di Papua. Lukas Enembe juga memastikan pelaksanaan PON 2020 telah mendapat dukungan besar dari masyarakat.

Pemprov Papua menurut informasi juga telah menyiapkan dana cadangan yang jumlahnya mencapai Rp 100 miliar. Poin terakhir yang kemungkinan menjadi keunggulan karena Papua memang belum pernah menjadi tuan rumah PON.

Dalam pemaparannya di SAT KONI, Papua juga menjanjikan menanggung biaya akomodasi dan konsumsi selama pelaksanaan. Bahkan provinsi yang memiliki tim sepak bola terbaik di Indonesia yakni Persipura Jayapura ini siap menanggung transportasi lokal.

Penawaran inilah yang akhirnya menenpatkan Papua pada urutan pertama sebagai tuana rumah dengan 66 suara.Sementara di urutan kedua dan ketiga ditempati Bali dan Nanggroe Aceh Darussalam, yang sama-sama meraih 46 suara.

Disusul kemudian Jawa Tengah (28 suara), Sulawesi Selatan (28 Suara), dan Sumatera Utara yang hanya merebut 27 suara yang diperebutkan di RAT KONI.

Wakil Ketua I KONI Sulsel Andi Marzuki Wadeng, mengatakan tiga kandidat yang menempati posisi teratas memang menjanjikan untuk menanggung biaya tersebut.

Khusus Papua bahkan menjanjikan kesiapannya membebaskan biaya transportasi lokal jika dipercaya menjadi tuan ruah. Transportasi Papua yang dibeberapa venue harus dijangkau dengan pesawat memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

Jika memang bisa terwujud, kata dia, daerah peserta termasuk Sulsel tentu bisa lebih mengurangi anggaran atau mengalihkan anggaran untuk perkembangan dan peningkatan kualitas atlet.

"Mungkin karena janji ini sehingga ketiganya mendapat dukungan yang signifikan dalam RAT di Jakarta. Soal siapa yang terpilih dari ketiganya akan ditetapkan langsung oleh presiden," jelas pengurus Pelti Sulsel tersebut.

KONI Sulawesi Selatan juga mengapresiasi keputusan Pemprov Papua untuk melibatkan Provinsi Papua Barat dalam pelaksanaan PON XX 2020.

Menurut dia, keputusan itu sudah mengakomodir keinginan dan harapan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo agar penyelenggaraan PON bisa dilakukan secara bersama.

Gubernur Sulsel, kata dia, memang sempat menyinggung harapannya agar pelaksanaan PON bersama saat pemaparan dalam RAT KONI di Jakarta. Meski pada akhirnya bukan Sulsel yang digandeng namun hal itu dinilai sudah mewakili keinginan tersebut.

"Gubernur memang berupaya bagaimana agar setiap daerah bisa mendapat kesempatan sebagai tuan rumah. Jika cuma satu daerah penyelenggara tentu akan sulit karena pelaksanaannya yang hanya empat tahun sekali," katanya.

Pemprov Sulsel sejak awal memang tidak keberatan jika harus menjadi tuan rumah bersama Papua pada PON 2020. Namun keputusan Papua yang tidak berniat melibatkan Sulsel dan lebih memilih Papua Barat juga dinilai tidak menjadi masalah.

"Gubernur Sulsel pada intinya berkeinginan bagaimana agar pelaksanaan PON bersama bisa terwujud. Kami belum bisa memperediksi siapa yang akan terpilih. Namun jika Papua tentu akan menjadi sejarah yang pertama kali menggelar PON bersama," jelasnya.

PON Bersama Bukan Wacana Baru

Ketua KONI Pusat Tono Suratman, mengatakan wacana pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 tidak hanya digelar di satu tempat melainkan diberbagai daerah di Tanah Air memang bukan hal yang baru.

Usulan itu, kata dia, bahkan sudah disampaikan sebelum dirinya terpilih jadi Ketua KONI. Wacana itu sendiri muncul akibat banyaknya daerah yang mengajukan diri sebagai tuan rumah PON 2020 seperti Papua, Sulsel, Bali, Jateng, Sumut, serta Aceh.

wacana tersebut juga sudah disosialisasikan ke sejumlah daerah. Pihaknya juga berjanji akan membahas lebih lanjut soal wacana ini pada rapat anggota KONI kedepan.

"Usulan ini akan kita bahas dalam rapat anggota. Artinya wacana ini diterima atau ditolak itu tergantung dari panitia. Namun kita tetap optimistis mengingat sejumlah daerah memberikan respon positif terkait wacana ini," jelas Tono Suratman dalam acara pelantikan KONI Sulsel 2013.

Menurut dia, wacana PON 2020 digelar di sejumlah daerah, juga sebagai untuk memberikan kesempatan bagi setiap provinsi untuk menjadi tuan rumah.

Terkait pemilihan cabang olahraga akan dipertandingkan didaerah yang mana, menurut dia, tentunya disesuaikan dengan kesiapan sarana dan prasarana dari setiap provinsi.

"Bisa juga enam daerah itu sepakat menggelar di tiga daerah saja karena lokasinya yang berdekatan. Namun saya kembali tekankan bahwa usulan ini masih akan dibahas dalam rapat antara anggota KONI yang akan datang," katanya. A Budiman

Pewarta : Oleh Abd Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024