Mamuju (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, berkomitmen mengembangkan literasi berbasis sosial sebagai upaya memperluas akses literasi bagi semua elemen masyarakat di daerah itu.
"Perpustakaan kini bukan lagi sekadar tempat penyimpanan buku, melainkan pusat kegiatan literasi dan pemberdayaan masyarakat," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Polewali Mandar Andi Mahdiana Djabbar, pada sosialisasi pengembangan literasi berbasis inklusi sosial, Rabu.
Dengan berbasis inklusi sosial, kata Andi Mahdiana, perpustakaan menjadi tempat yang dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali.
"Kami telah meningkatkan layanan perpustakaan dengan menyediakan ruang media sosial/multimedia, ruang komunitas serta fasilitas seperti layanan kafe, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat," terang Andi Mahdiana.
Sementara, Asisten Perekonimian Pembangunan Sekretariat Kabupaten Polewali Mandar Sukirman Saleh menekankan pentingnya terus belajar bagi setiap elemen masyarakat
Menurutnya, dengan inklusi sosial dalam perpustakaan, setiap individu memiliki kesempatan untuk terus belajar tanpa batas dan tanpa memandang status atau usia.
Pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial kata Sukirman Saleh, akan memberikan dampak positif yang besar bagi peningkatan literasi dan pengetahuan masyarakat secara keseluruhan.
"Sosialisasi ini diharapkan, dapat menjadi awal yang baik dalam memperluas akses literasi dan meningkatkan inklusi sosial di Kabupaten Polewali Mandar serta memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat pembelajaran yang inklusi dan berkelanjutan," jelas Sukirman Saleh.
Sosialisasi pengembangan literasi berbasis inklusi sosial yang mengangkat tema 'Keberlanjutan Pembelajaran Literasi' itu dihadiri praktisi literasi Muhammad Ridwan Alimuddin, tokoh masyarakat dan komunitas lingkungan hidup.
Kegiatan itu juga dihadiri Komunitas Sahabat Penyu, Komunitas Informasi Masyarakat (KIM), tokoh pemuda, tokoh agama, pendidik, mahasiswa, pelajar serta anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Polewali Mandar.
"Perpustakaan kini bukan lagi sekadar tempat penyimpanan buku, melainkan pusat kegiatan literasi dan pemberdayaan masyarakat," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Polewali Mandar Andi Mahdiana Djabbar, pada sosialisasi pengembangan literasi berbasis inklusi sosial, Rabu.
Dengan berbasis inklusi sosial, kata Andi Mahdiana, perpustakaan menjadi tempat yang dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali.
"Kami telah meningkatkan layanan perpustakaan dengan menyediakan ruang media sosial/multimedia, ruang komunitas serta fasilitas seperti layanan kafe, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat," terang Andi Mahdiana.
Sementara, Asisten Perekonimian Pembangunan Sekretariat Kabupaten Polewali Mandar Sukirman Saleh menekankan pentingnya terus belajar bagi setiap elemen masyarakat
Menurutnya, dengan inklusi sosial dalam perpustakaan, setiap individu memiliki kesempatan untuk terus belajar tanpa batas dan tanpa memandang status atau usia.
Pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial kata Sukirman Saleh, akan memberikan dampak positif yang besar bagi peningkatan literasi dan pengetahuan masyarakat secara keseluruhan.
"Sosialisasi ini diharapkan, dapat menjadi awal yang baik dalam memperluas akses literasi dan meningkatkan inklusi sosial di Kabupaten Polewali Mandar serta memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat pembelajaran yang inklusi dan berkelanjutan," jelas Sukirman Saleh.
Sosialisasi pengembangan literasi berbasis inklusi sosial yang mengangkat tema 'Keberlanjutan Pembelajaran Literasi' itu dihadiri praktisi literasi Muhammad Ridwan Alimuddin, tokoh masyarakat dan komunitas lingkungan hidup.
Kegiatan itu juga dihadiri Komunitas Sahabat Penyu, Komunitas Informasi Masyarakat (KIM), tokoh pemuda, tokoh agama, pendidik, mahasiswa, pelajar serta anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Polewali Mandar.