Makassar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar ) terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di berbagai daerah, dengan menggandeng mitra dari berbagai pemangku kepentingan.
"Hal ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, maka terus dilakukan literasi keuangan bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah -TPAKD-," kata Kepala OJK Sulselbar Darwisman di Makassar, Rabu.
Dia menjelaskan, selain bersama TPAKD provinsi dan kabupaten/kota, pihaknya juga menggandeng Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulselbar menginisiasi program literasi dan inklusi keuangan, dengan nama LAYAnan liteRasi dan inKlusi keuangan ke daerahkU (LAYARKU).
Menurut Darwisman, program peningkatan literasi keuangan yang memadai tersebut sebagai bagian penting dari pelindungan konsumen agar terhindar dari sengketa dan perselisihan dengan konsumen di kemudian hari.
Sementara Program LAYARKU bertujuan untuk memaksimalkan peran Industri Jasa Keuangan (IJK) yang memiliki jaringan kantor di seluruh kabupaten/kota di wilayah Sulselbar untuk meningkatkan literasi dan akses keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat hingga ke tingkat perdesaan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024, menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangannya 75,02 persen. Kondisi ini menunjukkan adanya ketimpangan antara literasi keuangan dan inklusi keuangan.
Karena itu, menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi OJK untuk menekan ketimpangan tersebut, agar di lapangan dapat memperkecil risiko keuangan.
"Tentunya dengan terus menggencarkan sosialisasi akan literasi keuangan ini, diharapkan ke depan tidak terjadi lagi ketimpangan," kata Darwisman.