Makassar (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat mendapat bantuan dari TNI-Polri untuk menyerap gabah-beras ke petani sesuai target yang diberikan Kantor Bulog Pusat sebanyak 579.938 ton setara beras dari target nasional 3 juta ton setara beras.
"Kita ditarget sampai 30 April menyerap 579 ribuan ton, dan sampai hari ini kita baru (serap) 5.700 ton atau sekitar 1,2 persen dari target," kata Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulselbar Fahrurozi di Makassar, Kamis.
Menurut dia, saat ini penyerapan masih kecil, namun beberapa pekan ke depan panen raya mulai berlangsung pada sejumlah daerah penghasil beras di wilayah Sulselbar sehingga penyerapan akan besar, apalagi dibantu TNI-Polri.
"Wilayah panen di Sulselbar itu sudah mulai banyak nanti, Insya Allah kita optimis bisa tercapai (target). Ada bantuan dari TNI-Polri membantu kami dalam rangka ikut menyerap pengadaan di Sulsel," katanya.
Selain mendapat pengawalan dan pengawasan dari TNI-Polri, Fahrurozi mengatakan sejumlah mitra Bulog juga telah dikumpulkan guna membahas kelancaran penyerapan serta berkomitmen membantu Bulog untuk swasembada pangan dan pengadaan cadangan beras pemerintah atau CBP.
"Membantu dalam hal ini mengumpulkan 10 sampai 20 persen hasil produksinya di jual kepada Bulog dengan Harga Rp12 per kilogram untuk beras dan Rp6.500 per kilogram untuk gabah. Total saat ini tanda tangan komitmen ada 250 mitra di Sulselbar," tuturnya menyebutkan.
Sejauh ini, sudah ada 102 mitra yang sudah bertanda tangan komitmen melalui MoU atau nota kesepahaman bersama Ditreskrimsus Polda Sulsel beberapa waktu lalu berkaitan pengadaan beras sebanyak 297.000 ton.
"Kemarin itu, yang kita undang 51 mitra dengan komitmen (pengadaan beras) 75 ribu ton. Jadi, Insya Allah dari pengadaan 297 ribu ton ditambah 75 ribu ton, kita bisa dapat 377 ribuan ton. Minimal sudah mendekati angka 579 ribuan ton sesuai target kita," paparnya.
Mengenai mekanisme serapan, kata Fahrurozi menjelaskan ada dua, yakni gabah dan beras. Hanya saja, saat ini paling banyak di serap di musim panen raya itu gabah.
"Kalau Bulog beli gabah ke petani, maka kita biayai semua termasuk penggilingan, kita sewa untuk jasa. Artinya, gabah kita beli ke petani, kita bawa ke penggilingan diolah menjadi beras.
"Tentunya, hasil gabah ini beda-beda di tiap daerah, tergantung secara random kadar dan isi berasnya. Ada gabah Gowa, Bone randomnya beda-beda. Ada gabah Sidrap kualitasnya berbeda, jadi tergantung lokasinya. Biayanya (penggilingan) kisaran Rp600-Rp700 per kilogram tambahannya," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya pada pertemuan daring dengan agenda komitmen pengadaan CBP (Cadangan Beras Pemerintah) menuju swasembada di Kantor Bulog Wilayah Sulselbar dihadiri mitra, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Windiyatno, perwakilan Polda Sulsel serta Pemprov Sulsel menyampaikan, sesuai instruksi Presiden harus mengawal pengadaan beras.
"Harga gabah untuk petani ini tentu memberikan kebahagiaan dan kegembiraan para petani. Presiden menginginkan petani Bahagia, sejahtera. Makanya ditugaskan Bulog menyerap gabah. Maka ada kerja sama TNI-Polri melakukan penyerapan beras langsung ke petani," tuturnya.
Selain itu, penyerapan pangan ini masuk dalam salah satu poin Asta Cita Presiden Prabowo demi kemandirian bangsa. Bulog harus memiliki CBP atau stok pangan, agar tidak ada impor dan menuju swasembada pangan. Target 3 juta ton beras dalam negeri harus direalisasikan pada akhir April 2025.