Manado (ANTARA Sulsel) - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor Tapiheru mengatakan Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) lembaga keagamaan di Provinsi Sulut nol persen.

"Sejak KUR lembaga keagamaan dibentuk dan melakukan penyaluran belum ada debitur menunggak pembayaran, menandakan kesadaran masyarakat dalam pengembalian kredit sudah semakin tinggi," kata Luctor, di Manado, Senin.

Menurut Luctor, pemberian kredit melalui lembaga keagamaan di Sulut cukup berhasil karena budaya orang disini yang sangat menghormati pemuka agama.

"Budaya dan kebiasaan orang di Sulut memang sangat menghormati pemuka agama sehingga malu jika tidak membayar pinjaman karena terus dipantau oleh pemimpin umat," jelas Luctor.

Pemberian KUR lembaga keagamaan, katanya memang tidak ada anggunan tambahan hanya membawa rekomendasi dari pemuka agama baik Uskup, Pendeta, Imam atau dari Hindu maupun Budha akan segera mendapatkan pembiayaan KUR.

"Saat ini pembiayaan KUR lembaga keagamaan lewat Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank Sulut namun tidak menutup kemungkinan bagi perbankan lainnya," jelasnya.

Luctor mengatakan perbankan harus terus memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga mengerti soal tugas dan kerja perbankan dan mereka tidak sungkan lagi untuk datang ke bank.

"Masih banyak masyarakat merasa rendah diri untuk masuk bank, namun dengan pendekatan pembiayaan lewat lembaga keagamaan diharapkan edukasi perbankan bisa tersampaikan baik ke jemaat dan umat," kata Luctor. 
Biqwanto

Pewarta : Oleh Jootje Kumajas
Editor :
Copyright © ANTARA 2024