Makassar (ANTARA Sulsel) - Aliansi Wartawan Radio Indonesia (Alwari) Makassar kembali mengelar diskusi dengan membedah visi Partai Politik dalam pemilu 2014 di gedung Graha Pena Makassar, Sabtu.

Pada diskusi tersebut menghadirkan sejumlah Calon Legislatif dari beberapa parpol serta pihak penyelanggara yakni KPU Sulsel, Komite Pematau Legislatif dan Pengamat Politik dan Media serta lembaga aktivis mahasiswa.

Sejumlah persoalan pun mengemuka diantaranya dugaan praktik "money politik" atau politik uang dan pembagian sembako dengan tujuan mendapatkan suara serta menurunnya partisipasi pemilih dan pemilih cenderung tidak memilih atau Golongan Putih.

"Bukan hanya tugas KPU sebagai penyelenggara untuk memberikan pembelajaran politik, tetapi tentu peran serta parpol juga sama untuk mendidik pemilih dan tidak memberikan janji politik apalagi bermain uang," kata Komisioner KPU Sulsel, Faisal Amir.

Sementara Wakil Direktur Kopel Sulawesi, Herman mengatakan, visi parpol adalah bagaimana mencerdaskan pemilih untuk kepentingan dimasa mendatang dan sebaiknya tidak melakukan cara cara curang apalagi tidak mendidik.

Sedangkan Pengamat Politik dan Media Abdul Gaffar menyatakan, para Caleg sebaiknya membuang jauh-jauh cara-cara yang tidak mendidik, salah satunya bermain politik uang serta bagi sembako. Sebab dalam visi semua partai jelas digambarkan untuk kesejahteraan rakyat.

Caleg untuk Provinsi Sulsel dari Partai Demokrat, Haedar Madjid mengemukakan, visi partai sudah jelas bagaimana mensejahterakan masyarakat dan bukan membodohi masyarakat.

"Visi Demokrat adalah lebih kepada mensejahterkan masyarakat seperti yang saat ini kami lakukan," ujar Wakil Ketua DPRD Makassar itu.

Senada Caleg dari Partai Golkar, Maqbul Halim mengakui, gerakan money politik memang terjadi dan fakta jelas, termasuk pembagian sembako. Namun dirinya tidak ingin terlibat dalam hal itu.

"Memang pada kenyataannya begitu di lapangan, mau diapalagi," katanya saat menanggapi pertanyaan aktivis mahasiswa dari Cipayung Plus.

Aktivis Cipayung Plus, Suaib Napir sebelumnya menegaskan, pembelajaran politik untuk masyarakat saat ini dinilai jauh di bawah harapan, sejumlah permasalahan belum tuntas ditambah dengan adanya gerakan money politik dan pembagian sembako untuk mendulang suara.

"Masyarakat cenderung akan menjadi pragmatis dengan kondisi saat ini, seharusnya caleg cerdas dalam memberikan pembelajaran politik dan bukan malah memberi makan atau money politik yang tidak mendidik. Dalam forum ini pun saya tidak mendapatkan pemaparan visi parpol yang jelas dan cenderung sosialisasi," ucapnya.

Selain Haedar Madjid dan Maqbul Halim, hadir pula Caleg dari Partai Gerindra, Apiyati Amin Syam, Adir Sayuti dari Partai Persatuan Pembangunan, Syamsul Bahri dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia serta Muh Arfah dari Partai Kebangkitan Bangsa. FC Kuen

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024